Akademisi Sebut Putus Mata Rantai Covid-19 Harus Jadi Agenda Utama Pemerintah
virus corona telah membuat sebagian masyarakat di berbagai daerah kehilangan pekerjaan
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diminta segera memutus mata rantai penyebaran virus corona atau covid-19, untuk mengurangi dampak ekonomi nasional semakin buruk.
Rektor Universitas Paramadina Firmanzah mengatakan, persoalan virus corona terhadap perekonomian Indonesia tergantung dari pemerintah seberapa cepat menekan penyebaran wabah tersebut.
"Jadi memutus mata rantai covid-19 paling utama, karena kalau tidak putus, berapapun stimulus fiskal yang dikeluarkan pemerintah tidak akan memadai," tutur Firmanzah dalam diskusi bertema Dunia Mencari Jalan Melawan Corona, Jakarta, Sabtu (11/4/2020).
Menurutnya, virus corona telah membuat sebagian masyarakat di berbagai daerah kehilangan pekerjaan, dimana data Kementerian Tenaga Kerja sudah ada 400 ribuan orang di PHK.
"Sembari menurunkan penyebaran virus ini, pemerintah bisa membantu kelompok masyarakat yang miskin, hampir miskin dan yang di PHK," tutur Firmanzah.
Bantuan sosial yang dapat diberikan pemerintah, kata Firmanzah, bisa berupa kartu Pra Kerja, Program Keluarga Harapan, maupun kartu sembako murah.
"Dan sekarang saya lihat solidaritas sosial di masyarakat juga mulai banyak di masyarakat untuk membantu," ujar Firmanzah.
Diketahui pemerintah menjalankan program stimulus dalam penanganan virus corona dengan mengalokasikan Rp 405,1 triliun dengan melakukan penyesuaian APBN 2020 melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020.