Sejarawan: Keris yang Dikembalikan Belanda Tak Termasuk Pusaka Utama Pangeran Diponegoro
Namun keris yang dikembalikan Raja Belanda itu bukanlah senjata atau keris pusaka Pangeran Diponegoro.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
![Sejarawan: Keris yang Dikembalikan Belanda Tak Termasuk Pusaka Utama Pangeran Diponegoro](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/keris-peninggalan-pangeran-diponegoro.jpg)
"Itu satu keris yang diberi Diponegoro kepada Cleerens, sebagai tanda persahabatan," jelasnya.
"Selain ini sebagai tanda kesepakatan diantara mereka, yakni Diponegoro akan bertemu Jenderal de Kock di Magelang, pada Maret 1830," paparnya.
Dia menduga, keris itu dihadiahkan kepada Cleerens yang membuka angin akan adanya perjanjian damai antara Belanda.
Pangeran Diponegoro yakin akan terjadi perundingan damai dan Belanda punya iktikad baik.
Tapi itu di kemudian hari tidak terjadi. Diponegoro malah ditangkap dan dibuang ke Sulawesi.
"Jadi menurut saya itu bukan keris yang diambil de Kock saat itu. Tapi keris itu diberikan dari Diponegoro kepada Cleerens," ujarnya.
Baca: Keris Pangeran Diponegoro Kembali, Ini Cerita Sejarawan UGM yang Ikut Memverifikasi
Itu diperkuat, sesaat Diponegoro ditangkap Belanda1830, keris itu ditunjukkan Cleerens kepada Sentot Alibasah Abdulmustopo Prawirodirdjo, panglima perang Pangeran Diponegoro.
"Waktu itu keris itu ditunjukkan kepada Sentot, saat sedang di Bantulan. Dan dia (Sentot-red) melihat keris itu
"Saat itu Sentot liat hanya sedikit ditabur emas pada sisi gambar naga," jelasnya
"Jadi dengan dua bukti itu membuktikan keris itu memang kepunyaan Diponegoro. Tapi bukan pusaka agung atau yang sangat langka. Tapi ini mungkin sebagai satu simbol pertemanan sekaligus pengkhianatan."
"Dan pengkhianatan itu dimuculkan oleh Raden Saleh dalam lukisannya tersohor tentang penangkapan Diponegoro di Magelang. Karena Cleerens dimunculkan di tengah-tengah gambar. Meskipun faktanya saat itu Cleerens tidak muncul pada Minggu 28 Maret 1830, saat Diponegoro ditangkap di Magelang," jelasnya.
Menurut Peter, Pangeran Diponegoro memiliki sejumlah senjata berupa keris dan tombak.
Peter Carey mendata pusaka tersebut dalam biografi Pangeran Diponegoro, Kuasa Ramalan bagian apendiks XI.
Sebagian besar pusakanya diberikan kepada putra dan putrinya.