Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keyakinan Maruarar Terbukti Saat Jokowi Larang Mudik

Kata Maruarar, Jokowi merupakan pemimpin yang lahir dari rakyat dan dipastikan akan memahami persoalan rakyat.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Keyakinan Maruarar Terbukti Saat Jokowi Larang Mudik
Ist for tribunnews.com
Presiden Jokowi bersama Maruarar Sirait. 

Saat ditanya kepada Maruarar  mengapa bisa yakin dan keyakinannya itu terbukti, dengan tegas dijawab bahwa dia tahu Jokowi.

Kata Maruarar, Jokowi merupakan pemimpin yang lahir dari rakyat dan dipastikan akan memahami persoalan rakyat.

Bahwa saat itu belum ada keputusan sebab Jokowi terus menerima masukan, baik secara formal dari jajaran pemerintah maupun secara informal dari kalangan akademisi, tokoh agama dan para intelektual.

"Pada akhirnya saya yakin, Jokowi selalu mengutamakan rakyat dalam langkah-langkah kebijakannya. Dan dalam hal mudik, saya yakin Jokowi juga akan menjadikan kesehatan dan keselematan rakyat sebagai hal yang pertama dan utama," jelas Ara, demikian ia disapa.

Saat ditanya mengapa bisa punya keyakinan sementara sikap internal pemerintah masih beda-beda, ia mengatakan bahwa hal itu ia pelajari dari sang Bapak, Sabam Sirait, yang merupakan pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI) tahun 1973. Sabam mengajarkan bahwa berpolitik itu adalah memperjuangkan apa yang diyakini benar, apakah itu menyangkut orang atau kebijakan.

"Dan dalam memperjuangkan itu, keselamatan rakyat harus menjadi hal yang paling utama," jelas Ara, dengan nada merendah.

Maruarar juga mengapresiasi Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Abbas, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (NU) KH said Aqil Siradj yang sudah memberikan arahan kepada umatnya untuk tidak mudik.

Berita Rekomendasi

Maruarar, yang sangat konsen mendorong dan mensupport berbagai komunitas untuk peduli dan terjun langsung dalam menangani penyebaran Covid-19 ini, pun berharap pimpinan Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) maupun Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) untuk mengikuti langkah MUI, Muhammadiyah dan NU bila ternyata Covid-19 belum bisa diatasi hingga Desember.

"Kita berharap secepatnya covid-19 ini bisa teratasi. Bila pun ternyata belum selesai hingga Desember, maka PGI dan KWI pun harus melarang mudik orang-orang yang beragama Kristen saat natal itu. Larang mudik dulu untuk tidak pulang ke kampung halaman masing-masing," ungkap Maruarar.

Diketahui, Sekjen MUI Anwar Abas menilai hukum mudik di tengah pandemik adalah haram atau dilarang dalam agama. Alasan Anwar, pemudik bisa menularkan virus dan itu sangat membahayakan bagi kehidupan.

Menurut Anwar, Allah SWT telah melarang manusia menjatuhkan diri dari kebinasaan. Begitu pula sabda Nabi Muhammad SAW, yang melarang orang untuk masuk ke daerah yang sedang dilanda wabah dan atau keluar dari daerah tersebut.

“Melanggar ketentuan agama tersebut serta protokol medis yang ada jelas-jelas akan sangat berbahaya. Karena akan bisa mengganggu dan mengancam kesehatan serta jiwa dari yang bersangkutan dan juga diri orang lain,” jelas Anwar.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa mudik merupakan tradisi positif bangsa Indonesia jika dalam situasi normal. Lewat mudik, umat saling bersilaturahim dan mempererat kekeluargaan. Namun, saat kondisi pandemi corona ini, mudik justru membawa banyak mudarat.

"Kegiatan keagamaan saja dibatasi sedemikian rupa sesuai dengan hukum syariat, maka mudik sebagai kegiatan sosial, tentu saja dapat dihentikan atau tidak dilaksanakan," katanya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas