Menteri Agama Setuju Larangan Mudik Diterapkan di Awal Ramadan, agar Tak Ada Rencana Pulang Kampung
Menteri Agama, Fachrul Razi, menyetujui keputusan pemerintah menerapkan larangan mudik di awal bulan Ramadan.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Agama, Fachrul Razi, setuju pada putusan pemerintah menerapkan larangan mudik di awal bulan Ramadan.
Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube tvOnenews, Selasa (21/4/2020).
Pemerintah pusat telah memutuskan untuk melarang tradisi pulang kampung atau mudik di Ramadan kali ini.
Baca: Jokowi Larang Mudik, Menteri Agama Minta Tetap di Rumah: Mudaratnya Lebih Banyak Dibanding Manfaat
Kemudian putusan itu akan mulai diterapkan pada Jumat (24/4/2020) mendatang.
Fachrul menyebutkan sangat setuju dengan penetapan tersebut.
Terlebih larangan mudik akan mulai diterapkan di awal bulan suci Ramadan.
Karena biasanya masyarakat sudah melakukan perencanaan untuk mudik jauh-jauh hari sebelum lebaran.
"Kemudian diputuskan pemerintah memang dimulai dilakukan pelarangan awal Ramadan," terang Fachrul.
"Kami setuju sekali, biasanya awal Ramadan kita sudah mengambil ancang-ancang untuk pulang ke kampung," lanjutnya.
Terkadang masyarakat sudah mengambil keputusan untuk mudik sejak awal Ramadan.
Namun apabila di pertengahan Ramadan baru tidak diperbolehkan, dirasa rencana yang sudah diatur akan sia-sia.
Oleh karena itu, saat ini diharapkan masyarakat tak perlu untuk merencanakan pulang kampung lagi.
Baca: Update Corona Dunia 21 April 2020 Malam: Total 2,5 Juta Kasus, Lonjakan di Spanyol & Rusia
Baca: Jokowi Larang Masyarakat Mudik Mulai 24 April 2020 di Tengah Situasi Pandemi Corona
Karena memang sudah diingatkan sejak awal adanya larangan untuk mudik.
"Kalau kita sudah ambil ancang-ancang seolah-olah boleh," tutur Fachrul.
"Tiba-tiba pertengahan Ramadan diumumkan tidak boleh, seperti sia-sia perencanaan kita."
"Awal Ramadan sudah diingatkan dilarang, sehingga kita nggak usah ambil ancang-ancang lagi pulang ke kampung halaman," tambahnya.
Fachrul lebih menyarankan agar masyarakat fokus ke ibadah selama bulan Ramadan.
Yakni seperti salat Tarawih, maupun tadarus yang dilaksanakan di rumah.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menikmati momen saat menyiapkan makanan untuk berbuka puasa maupun makan sahur.
"Siap-siap saja berbuka puasa, makan sahur, Tarawih, tadarus, di rumah saja begitu," jelas Fachrul.
Dalam kesempatan itu, Fachrul juga menjelaskan mudik akan lebih banyak mudarat atau kerugiannya, dibandingkan manfaat atau keuntungan yang bisa diambil.
Terlebih dalam situasi dan kondisi seperti saat ini, ketika pandemi corona tengah merebak di berbagai daerah di Indonesia.
"Yang paling utama, kita tetap melaksanakan puasa wajib dengan sebaik-baiknya," tutur Fachrul.
"Tapi kita di rumah sajalah, tidak usah mudik," tandasnya.
Baca: UPDATE Corona di Indonesia 21 April 2020: Kasus Baru Kemarin Turun Drastis, Hari Ini Melonjak Lagi
Baca: Komisi IX DPR RI Ingatkan Pemerintah Beri Bantuan Kepada Warga yang Tak Mudik
Fachrul menyampaikan, bisa saja seseorang yang mudik ke kampung halaman membawa virus corona atau Covid-19.
Kemudian harus dilakukan isolasi dulu untuk memastikan keadaan tubuh.
Atau juga bisa masyarakat yang mudik menjadi seorang carrier atau pembawa yang nantinya bisa menularkan ke orang tua atau saudara lainnya.
"Kita mudik tanpa kita sadari membawa virus ke kampung, sampai di kampung kita juga harus diisolasi," jelas Fachrul.
"Juga kemudian kalau benih yang kita bawa bisa menularkan orang tua kita, ke saudara kita," imbuhnya.
Sehingga Fachrul meminta untuk tetap berada di rumah masing-masing.
Namun kondisi tersebut diharapkan tidak mengurangi rasa semangat dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Dalam menunaikan ibadah puasa kali ini, akan lebih baik apabila tetap di rumah masing-masing.
Serta tidak perlu untuk berangkat mudik atau kembali ke kampung halaman.
"Tanpa mengurangi kegairahan kita dalam menyambut Ramadan ya kita memang sebaiknya sekarang di tempat masing-masing saja bersama keluarga inti," ungkap Fachrul.
(Tribunnews.com/Febia Rosada)