Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Syekh Ali Jaber Menangis Tak Bisa Jumatan dan Salat Tarawih Selama Ramadan

Kesedihan Syekh Ali Jaber makin bertambah saat ia juga tak bisa pulang kampung ke Arab Saudi dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Syekh Ali Jaber Menangis Tak Bisa Jumatan dan Salat Tarawih Selama Ramadan
/
Syekh Ali Jaber menghadiri konfrensi pers Wahdah Islamiah di Restoran Pulau Dua, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (11/1/2016). 

TRBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah telah mengeluarkan aturan-aturan dalam upaya mencegah penyebaran virus corona di Indonesia. Aturan-aturan itu seperti jaga jarak (physical distancing), tetap di rumah, dan beribadah di rumah demi menekan penyebaran corona.

Menyikapi aturan pembatasan ibadah selama pandemi corona, ulama ternama Syekh Ali Jaber mengaku tak dapat menyembunyikan kesedihannya karena umat muslim tak bisa beribadah secara jemaah di masjid-masjid.

Kesedihannya bertambah saat ia juga tak bisa pulang kampung ke Arab Saudi dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Sambil terisak, dia mengungkapkan curahan hatinya terhadap orang yang masih keras kepala, tidak menaati aturan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Corona.

”Saya merasa sedih karena tidak bisa salat tarawih, saya menangis karena tidak bisa mudik. Saya merasa terluka hati saya karena tidak bisa Jumatan,” ujar Syekh Ali di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (21/4).

Sambil menyeka air mata, ulama kelahiran Madinah, 44 tahun lalu itu meminta umat Islam tetap patuh beribadah dari rumah.

Dia percaya virus Corona bisa dihadapi asal masyarakat mau berikhtiar. Dia juga menilai pembatasan beribadah ini merupakan ujian dari Allah SWT dan tetap harus dijalani seluruh umat muslim selama masa pandemi corona.

Berita Rekomendasi

”Ini ujian-ujian yang wajib kita turuti, wajib kita imani, wajib kita percaya takdir Allah. Dan kita lawan takdir dengan takdir, jangan kita keras kepala,” ucap Syekh Ali.

Syekh Ali Jaber mengatakan, beribadah di rumah tak akan memengaruhi kesempurnaan dari ibadah itu sendiri.

”Kita terus bermunajat kepada Allah Subhanahu Wata'ala memang kita tidak bisa bermunajat di Masjid tapi barangkali Munajat kita yang tulus dan ikhlas di rumah masing-masing pasti akan Allah ijabah dan akan Allah mengangkat bala,”ujar Syekh Ali Jaber.

Tak hanya menjelaskan kesempurnaan ibadah di rumah di tengah situasi pandemi Covid-19, Syekh Ali turut menyebutkan makna positif di balik situasi ini.

Selain menjadi sarana introspeksi diri, imbauan diam di rumah, kata Syekh Ali, dapat dipandang sebagai saran untuk mempererat tali silaturahmi dengan keluarga yang kerap renggang akibat aktivitas masing-masing.

”Jemaah sekalian jangan kita panik dan takut, diam di rumah ini solusi yang tepat untuk kondisi sekarang," ujarnya.

Baca: Si Cantik Ika Dewi, Nekat Jadi Relawan Pengemudi Mobil Jenazah Covid-19 Tanpa Izin Orang Tua

"Beraktivitas di rumah apa lagi bulan suci Ramadhan sungguh nikmat kita bisa menjadikan nikmat bagi kita beribadah di rumah lebih dekat dengan keluarga, mungkin selama ini banyak orang yang beraktivitas di luar rumah, bahkan sempat buka puasa bersama atau sahur bersama keluarganya,” ucap Syekh Ali.

Baca: Tenaga Medis yang Gugur, Keluarganya Dapat Santunan Rp 330 Juta dan Dapat Kenaikan Pangkat

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas