Mantan Pimpinan KPK Ingin Staf Khusus Milenial Jokowi Deklarasikan Diri Anti-Konflik Kepentingan
Laode M Syarif menginginkan staf khusus (stafsus) milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendeklarasikan diri tidak akan memanfaatkan jabatannya.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif menginginkan staf khusus (stafsus) milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendeklarasikan diri tidak akan memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi dan perusahaan.
Seperti diketahui, empat dari tujuh staf khusus milenial Jokowi tercatat memiliki jabatan di perusahaan pribadi mereka.
Mereka adalah pendiri PT Amartha Mikro Fintek Andi Taufan Garuda Putra; CEO sekaligus co-founder Ruangguru.com Adamas Belva Syah Devara; pendiri Creativepreneur Event Creator dan Chief Business Officer Kreavi Putri Indahsari Tanjung; dan pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia.
Baca: Tindaklanjuti Permenhub, BPTJ Mulai Hentikan Pelayanan Bus di Seluruh Terminal Jabodetabek
Sementara, tiga stafsus milenial lainnya tercatat bergerak di bidang sosial yaitu Ayu Kartika Dewi, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, dan Aminuddin Ma'ruf.
Dua nama yang disebutkan kini telah mengundurkan diri adalah Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra.
"Kalau mereka ini benar-benar ingin dikenang atau dijadikan contoh oleh teman-teman sesama milenial, mereka harus bikin itu, deklarasi tentang benturan kepentingan bahwa pribadi mereka dan perusahaan mereka tidak akan mendapatkan keuntungan dari proyek-proyek negara," ujar Syarif dalam diskusi daring," Jumat (24/4/2020).
Syarif menilai dugaan konflik kepentingan staf khusus presiden menunjukkan tidak ada bedanya antara pejabat dari kelompok milenial dan kelompok yang lebih tua dalam hal konflik kepentingan.
Baca: Jokowi Tunda Pembahasan RUU Cipta Kerja, Andi Gani: Beliau Mendengar Suara Buruh
"Ternyata milenial dan kolonial itu sama saja sifatnya, kalau sudah uang lupa segalanya," katanya.
Syarif menuturkan, anak-anak muda yang dipilih menjadi stafsus presiden sebetulnya merupakan sosok-sosok yang mempunyai rekam jejak dan masa depan menjanjikan.
Menurutnya , para stafsus yang umumnya merupakan lulusan sekolah tinggi luar negeri itu mestinya dapat menjadi contoh bagi anak-anak muda lainnya.
Para stafus milenial itu juga diharapkan tidak terjerumus dengan praktik kotor yang disebut Syarif sudah mendarah-daging.
"Mereka ini anak-anak pintar negeri, yang rising star-nya Indonesia ini untuk ke depan, inovatif baik, tetapi dengan mencemplungkan diri ke situ secara formal akhirnya susah mereka," kata Syarif.
Syarif pun mengapresiasi keputusan dua stafsus, Belva Devara dan Andi Taufan yang mengundurkan diri setelah diduga melakukan konflik kepentingan.
Baca: Bacaan Doa setelah Salat Tarawih dan Witir, Lengkap dengan Huruf Arab, Latin, dan Terjemahan