Ingin Fokus Mengabdi pada Pemberdayaan UMKM, Alasan Andi Taufan Mundur dari Posisi Stafsus Jokowi
Andi ingin mengabdi secara penuh kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama yang menjalankan usaha mikro dan kecil.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Andi Taufan Garuda Putra mengungkapkan alasannya mengundurkan diri dari posisi staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena dia ingin mengabdi secara penuh kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama yang menjalankan usaha mikro dan kecil.
Sebelumnya pengumuman pengunduran diri Andi Taufan Garuda Putra disampaikan dalam sebuah surat terbuka yang ditandatanganinya pada Jumat (24/4/2020).
Dalam surat itu, Andi Taufan Garuda Putra menyampaikan informasi pengunduran dirinya sebagai Staf Khusus Presiden melalui surat yang telah disampaikannya pada 17 April 2020, lalu.
Andi Taufan Garuda Putra membenarkan surat yang beredar merupakan pesan yang disampaikan kepada publik.
"Iya, benar," kata Andi Taufan saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Jumat (24/4/2020).
Andi mengungkapkan alasan pengunduran dirinya semata-mata dilandasi keinginan pribadi.
Selain itu, ia ingin mengabdi secara penuh kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama yang menjalankan usaha mikro dan kecil.
Berikut peryataan lengkap surat Andi Taufan Garuda Putra yang mengundurkan diri dari posisi staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi):
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.
Perkenankan saya untuk menyampaikan informasi pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 April 2020 dan kemudian disetujui oleh Bapak Presiden.
Baca: Semua Pelayaran dari Dermaga Kali Adem Menuju Kepulauan Seribu Ditutup untuk Penumpang
Pengunduran diri ini semata-mata dilandasi keinginan saya yang tulus untuk dapat mengabdi secara penuh kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama yang menjalankan usaha mikro dan kecil.
Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Presiden atas kepercayaan, pelajaran dan nilai-nilai yang diberikan selama perjalanan saya sebagai Staf Khusus Presiden.
Dalam kurun waktu tersebut, saya menyaksikan sendiri bagaimana Beliau adalah sosok pemimpin teladan yang bekerja keras dengan tulus dan penuh dedikasi demi kebaikan seluruh masyarakat dan masa depan Indonesia.
Begitu banyak pelajaran berharga yang saya petik. Saya pun tidak luput dari berbagai kekurangan. Untuk itu, saya sekali lagi mohon maaf dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi lebih baik.
Dalam kapasitas apapun, saya berharap kita semua dapat terus berjuang bersama, memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Dengan niat tulus dan usaha yang keras, saya yakin kita bisa menuju Indonesia yang lebih sejahtera.
Akhir kata, kepada seluruh umat Muslim, selamat menunaikan ibadah puasa. Semoga bulan suci Ramadhan membawa berkah untuk kita semua.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.
Andi Taufan Garuda Putra
Baca: Hari Ini Tiga Perjalanan Kereta Api Wilayah Daop 9 Jember Dibatalkan
Kasus Dugaan Maladministrasi Diharapkan Tetap Berjalan
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin menilai, keputusan Andi Taufan Garuda Putra mengundurkan diri dari posisi staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah tepat.
Menurut Ujang, Andi Taufan telah membuat kesalahan fatal dengan menyurati para camat seluruh Indonesia untuk melibatkan PT Amartha Mikro Fintek dalam penanganan virus corona melalui program Relawan Desa Lawan Covid-19.
"Yang salah memang harus mundur. Agar Istana tidak diisi oleh orang-orang yang tak mengerti pengelolaan pemerintahan. Dan agar tidak membebani Jokowi," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (24/4/2020).
Meski demikian, Ujang menilai, penegakan hukum terkait dugaan maladministrasi seperti yang disebut Anggota Ombudsman RI Alvin Lie harus terus berjalan.
Ia menyebut, penegakan hukum harus dijalankan kepada siapapun yang bersalah. Termasuk, Andi Taufan yang menyurati para camat.
"Ini kan negara hukum. Hukum harus ditegakan kepada siapapun," jelas Ujang.
Sebelumnya, Andi Taufan Garuda Putra menggunakan kop surat Sekretariat Kabinet untuk meminta para camat seluruh Indonesia melibatkan PT Amartha Mikro Fintek dalam penanganan virus corona melalui program Relawan Desa Lawan Covid-19.
PT Amartha Mikro Fintek merupakan perusahaan yang dipimpin langsung oleh Andi Taufan Garuda Putra.
Baca: Narapidana Sumbangkan Hasil Karyanya untuk Penanganan Corona di Indonesia
Jokowi Setuju Andi Taufan dan Belva Mundur
Sementara itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara dengan mundurnya dua staf khusus presiden Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra.
Presiden Jokowi mengaku memahami keputusan pengunduran diri keduanya.
"Saya memahami kenapa mereka mundur, Saudara Belva Devara dan Andi Taufan. Mereka anak-anak muda yang brilian, yang cerdas, dan memiliki reputasi serta prestasi yang sangat baik," ujar Jokowi dalam keterangan pers, Jumat (24/4/2020).
Sejak awal, Presiden Joko Widodo menginginkan adanya anak-anak muda seperti keduanya untuk berkesempatan belajar dan berperan serta dalam pemerintahan dan tata kelola.
Keduanya merupakan bagian dari tujuh staf khusus baru dari kalangan milenial yang ditunjuk pada 21 November 2019 lalu dan memiliki sejumlah prestasi di bidangnya.
"Sebetulnya saya ingin mereka tahu mengenai pemerintahan dan kebijakan publik," kata Jokowi.
Presiden menyebut bahwa selama menjalankan tugasnya, mereka telah banyak membantu memberikan gagasan inovasi di berbagai sistem pelayanan publik agar menjadi lebih cepat dan efektif.
Baca: Surat Pendek di Bawah 10 Ayat Mudah Dihafalkan untuk Salat Tarawih, dengan Bacaan Arab dan Latin
"Mereka telah banyak membantu saya bersama-sama dengan staf khusus lainnya dalam membuat inovasi di berbagai sistem pelayanan publik sehingga lebih cepat dan efektif," ucapnya.
Selain itu, Kepala Negara juga turut mendoakan keduanya agar dapat terus meniti kesuksesan di bidang masing-masing yang selama ini mereka geluti.
"Saya meyakini, insyaallah, mereka akan sukses di bidang masing-masing. Belva di bidang pendidikan dan Andi Taufan di bidang tekfin, keuangan mikro dan usaha kecil," katanya.
Kontroversi Belva Devara dan Andi Taufan
Berikut kontroversi dari dua Staf Khusus (Stafsus) milenial Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) yang kini telah mengundurkan diri.
Hingga, Jumat (24/4/2020) terdapat Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra yang mundur dari stafsus.
Keduanya mengundurkan diri setelah ada kontroversi terkait perusahaan yang mereka dirikan.
Diketahui, Belva Devara merupakan CEO dari aplikasi belajar, bernama Ruangguru.
Sementara Andi Taufan, merupakan Founder dan CEO dari Amartha.
Dikutip dari Kompas.com, Belva Devara dan Ruangguru menjadi perbincangan dan pertanyaan publik.
Belva mundur setelah Skill Academy by Ruangguru menjadi mitra dalam program kartu prakerja.
Publik beranggapan dengan masuknya Ruangguru menjadi mitra program prakerja terdapat sebuah konflik kepentingan di dalamnya.
Di mana materi yang dihadirkan dalam program kartu prakerja tertera dengan tarif cukup mahal.
Terkait kontroversi itu, Belva telah memberikan klarifikasi.
Baca: Peringatan Dini BMKG, Sabtu 25 April 2020: Waspada Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
Untuk pemilihan mitra, Belva mengaku sudah dilakukan seleksi sejak akhir 2019.
Seleksi dilakukan oleh Kementerian Koordinator bidang Perekonomian serta Project Management Office (PMO).
Belva juga mengaku tidak memiliki wewenang untuk menentukan mitra mana saja yang ikut dalam program kartu prakerja.
Proses diikuti oleh delapan mitra dan sudah mengikuti proses yang dibuka untuk umum.
Meski demikian, Belva mengungkapkan tidak ada peraturan yang dilanggar dirinya dan juga Ruangguru.
Belva kemudian menyatakan mengundurkan diri dari stafsus Jokowi, Selasa (21/4/2020).
Dengan menulis surat terbuka di akun Instagram, Belva memutuskan untuk tidak lagi membantu Jokowi dalam memberikan saran bagi pembangunan Indonesia.
Belva tak ingin, adanya persepsi publik mengenai dirinya dan Ruangguru soal kartu prakerja dapat memecah konsentrasi Jokowi saat menangani corona atau Covid-19.
Selanjutnya, kontroversi yang dibuat oleh Andi Taufan.
Dilansir oleh Kompas.com, Andi Taufan sempat ketahuan mengirim surat berkop Sekretariat Kabinet (Setkab).
Di mana surat tersebut kemudian dikirim ke camat seluruh Indonesia.
Dalam surat yang ditulis, Andi Taufan meminta agar para camat bisa membantu perusahaan miliknya, PT Amartha.
Baca: Jadwal Buka Puasa dan Imsakiyah di Makassar Selama Ramadhan 2020/1441 H
Para camat diminta dapat membantu dalam memberikan pengetahuan pada masyarakat desa.
Serta untuk mendata kebutuhan alat pelindung diri (APD) di Puskesmas terkait pandemi Covid-19.
Dari tindakan itu publik menilai Andi Taufan menggunakan konflik kepentingan di dalam surat yang dikirim.
Karena dianggap menggunakan jabatan sebagai stafsus untuk melancarkan perusahaannya dalam program Relawan Desa Lawan Covid-19.
Relawan Desa Lawan Covid-19 merupakan program milik Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Setelah ramai menjadi perbincangan, Andi Taufan menyampaikan permintaan maaf pada publik.
Pihak istana juga memberikan teguran keras terkait surat yang dibuat oleh Andi Taufan.
Hingga akhirnya, Andi Taufan menyusul Belva untuk mengundurkan diri dari stafsus milenial Jokowi.
Diketahui, Andi Taufan mundur dari stafsus, pada Jumat (24/4/2020).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.