Jokowi Diminta Evaluasi Kinerja Staf Khusus, 'Stafsus yang Main Proyek Pemerintah Dicopot Saja'
Ujang Komaruddin menilai, Presiden Jokowi harus tegas memberhentikan para Stafsus yang bermain proyek.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta mengevaluasi kinerja staf khusus (Stafsus) presiden dimasa pandemi virus corona (Covid-19) ini.
Setelah Bos RuangGuru Belva Devara dan Bks PT Amartha Mikro Fintek Andi Taufan mundur sebagai Stafsus, Jokowi diminta turut mengevaluasi kinerja yang lainnya.
Pasalnya, saat ini Presiden Jokowi membutuhkan pikiran dan tenaga ekstra untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Sangat tepat jika presiden memberdayakan semua potensi yang ada di lingkaran istana.
"Harus mengevalusi. Evaluasi kinerja stafsus itu sebagai sebuah keniscayaan bagi presiden. Karena stafsus itu kan bukan pajangan Istana," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin kepada Tribunnews, Minggu (26/4/2020).
"Digaji besar dari uang rakyat jadi kinerjanya harus jelas. Kontribusinya terhadap presiden juga harus jelas," tambahnya.
Selain itu, Ujang menilai, Presiden Jokowi harus tegas memberhentikan para Stafsus yang bermain proyek.
Pasalnya, ia menduga masih ada Stafsus Presiden yang terlibat dalam proyek-proyek pemerintah.
"Stafsus yang main proyek pemerintah dicopot saja. Karena ada indikasi stafsus yang lain juga ada yang bermain-main dengan proyek pemerintah," ucapnya.
Baca: Jika Kim Jong Un Benar Meninggal, Pengamat Militer Sebut Perang Saudara di Korut Bisa Saja Terjadi
Namun, selain evaluasi kinerja stafsus lainnya, Jokowi juga perlu mempertimbangkan langkah kongrit kedepannya. Yakni, mempertahankan stafsus yang dinilai memiliki kontribusi besar bagi kerja-kerja Jokowi.
"Jadi evaluasi itu suatu keharusan. Namun dari evaluasi itu harus ada langkah kongkrit dari presiden. Yang bagus kinerjanya pertahankan. Dan yang jelek kerjanya copot saja," jelasnya.