Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tujuh Provinsi di Indonesia Defisit Beras, Jokowi Minta Jajarannya Lakukan Antisipasi Krisis Pangan

Jokowi meminta jajarannya menyisir kembali daerah mana yang mengalami defisit dan surplus bahan pokok.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tujuh Provinsi di Indonesia Defisit Beras, Jokowi Minta Jajarannya Lakukan Antisipasi Krisis Pangan
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso didampingi Kepala Bulog Divre Jabar Benhur Ngkaimi meninjau stok beras di Gudang Bulog Gedebage, Jalan Gedebage Selatan, Kota Bandung, Selasa (3/3/2020). Kunjungan kerja tersebut untuk memastikan ketersediaan beras menjelang Ramadan dan Idulfitri 2020 aman. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti sejumlah kebutuhan pokok masyarakat di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Jokowi mengatakan, dirinya mendapati laporan soal bahan kebutuhan pokok yang mengalami defisit di sejumlah provinsi.

Ia lantas membeberkan ada tujuh provinsi mengalami defisit stok beras, 11 provinsi defisit stok jagung, dan 23 provinsi defisit stok cabai besar.

Meski begitu, Jokowi tidak menyebutkan provinsi yang mengalami defisit.

"Stok cabai rawit defisit di 19 provinsi. Stok bawang merah diperkirakan juga defisit di satu provinsi dan stok telur ayam defisit di 22 provinsi," kata Jokowi, Selasa (28/4/2020).

Jokowi pun menyampaikan stok minyak goreng diperkirakan cukup untuk 34 provinsi.

Sedangkan stok gula pasir diperkirakan defisit di 30 provinsi. Begitu juga dengan stok bawang putih yang diperkirakan defisit di 31 provinsi.

Baca: Kasus di Jakarta Mulai Melambat, Wabah Corona Diprediksi Berakhir September 2020

BERITA TERKAIT

"Hal-hal seperti ini harus kita antisipasi untuk memenuhi kebutuhan pokok bagi rakyat kita," ucapnya.

Untuk itu, Kepala Negara meminta Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Bulog segera melalukan perhitungan terkait kebutuhan yang diperlukan masyarakat.

Jokowi juga meminta jajarannya menyisir kembali daerah mana yang mengalami defisit dan surplus bahan pokok.

"Asesment yang cepat terhadap kebutuhan bahan pokok setiap daerah setiap provinsi agar dihitung mana provinsi yang surplus, mana provinsi yang defisit, berapa produksinya, semuanya harus kita hitung," tegas Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta kementerian terkait memperhatikan manajemen pengelolaan beras dalam menghadapi Pandemi Covid-19.

Karena menurutnya manajemen pengelolaan beras yang baik menjadi kunci dalam mengantisipasi dan mitigasi krisis pangan yang diprediksi oleh lembaga pangan dunia (FAO).

"Oleh sebab itu, sekali lagi kalkulasi secara detail. hitung betul secara detail mengenai ketersediaan stok, tentu dengan memperhitungkan stok di masyarakat, stok di penggilingan, stok di gudang dan stok di bulog," kata Presiden.

Meskipun produksi beras tahun ini cukup baik mencapai 5,62 juta ton, presiden meminta Kementerian terkait mewaspadai terjadinya kemarau panjang, yang dapat mengganggu produksi beras.

"Walau prediksi BMKG tidak ada cuaca yang ekstrem. Namun tetap harus diwaspadai terutama yang berkaitan dengan ketersediaan beras nasional kita," katanya.

Baca: Bayi 2 Tahun Positif Covid-19 di Garut, 2 Orang Meninggal, Ada yang Dimakamkan Tanpa Standar Corona

Presiden juga meminta Bulog untuk untuk membeli gabah petani dengan insentif harga yang layak, dengan fleksibilitas yang memadai. Sehingga produksi pangan tetap terjaga.

"Pastikan juga agar petani tetap berproduksi tentu saja dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik dan program stimulus ekonomi betul-betul bisa juga menjangkau yang berkaitan dengan produksi beras kita. artinya menjangkau petani kita," ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bawah pemerintah akan melakukan operasi pasar untuk memastikan ketersediaan pangan sehingga harga stabil.

"Tentunya nanti Bulog dan Kemendag akan melakukan operasi agar stok pangan di daerah bisa tercapai," kata Airlangga.

Sejauh ini menurut Airlangga sebagian besar komoditas harganya stabil. Hanya terdapat 5 komoditas yang mengalami kenaikan 0,27-2,5 persen.

Menurut Airlangga secara keseluruhan ketersediaan bahan pangan, terutama beras terjaga. Beberapa daerah yang mengalami keterbatasan stok, akan disuplai oleh daerah yang mengalami surplus.

"Cadangan beras secara keseluruhan tersedia. Dan tentu ada beberapa daerah yang mengalami cadangan terbatas. Namun pemerintah melihat bahwa distribusi dan mengalirkan stok baik itu beras, jagung, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, telur ayam, daging ayam, daging sapi, minyak goreng, gula pasir dari daerah-daerah yang stoknya terbatas akan didorong dari daerah yang stoknya agak berlebihan," tuturnya.

Baca: Bunda yang Masih Masa Menyusui, Ingat! ASI yang Sudah Dihangatkan Tidak Boleh Dibekukan Lagi

Selain itu, untuk beras menurut Airlangga akan ada bantuan dari Bulog kepada daerah-daerah yang mengalami defisit ketersediaan beras.

"Pemerintah dalam rapat minggu lalu juga akan ada bantuan beras yang disampaikan Perum Bulog sebesar 450.000 ton yang akan diberikan kepada daerah yang akan dikoordinasi oleh Kemensos," ujarnya.(Tribun Network/fik/yud/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas