Pesan Jokowi Soal Krisis Pangan Jangan Dianggap Sepele
Jangan anggap remeh pandemi. Putaran dunia sedang berhenti, pesawat tidak terbang, kapal laut tidak berlayar, bus-bus tidak bergerak, tawaf berhenti
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya memperhatikan ketersediaan stok bahan pangan selama masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).
Dia menyampaikan peringatan FAO, organisasi pangan dan pertanian, terkait ancaman krisis pangan akibat Covid-19.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum DPP PAN, Yandri Susanto, meminta jangan menggap remeh arahan presiden soal pandemi Covid-19 tersebut.
Sebab, dia menilai apa yang disampaikan Presiden Jokowi terkait krisis pangan merupakan ancaman yang serius.
"Pak Jokowi sudah mengingatkan kita, bahwa Indonesia akan terdampak krisis pangan dunia, jika kita tidak mengantisipasinya dari sekarang, Vietnam, Rusia dan Kazhaktan sudah mulai menerapkan pembatasan impor," kata Yandri Susanto, saat dihubungi, Sabtu (2/5/2020).
Menurut dia, pandemi Covid-19 itu membuat dunia seolah berhenti.
"Jangan dianggap remeh soal wabah virus corona, sekarang dunia sedang berduka, putaran dunia sedang berhenti, pesawat tidak terbang, kapal laut tidak berlayar, bus-bus tidak bergerak, tawaf berhenti, semuanya seolah-olah dunia tidak berputar, tapi kehidupan kita tetap terus berjalan," kata dia saat menyapa masyarakat yang terdampak langsung secara ekonomi akibat wabah Covid-19 di Kota Serang, Banten bertajuk Gerakan Yandri Susanto Berbhakti Untuk Negeri .
Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Kuranji, Kecamatan Taktakan dan di Islamic Boarding School Al Mubarok (Pondok Pesantren Al-Mubarok), Desa Cimuncang Sumur Pecung, Kabupaten Serang, Banten.
Dia mengimbau agar masyarakat di Kabupaten/Kota Serang, mulai memanfaatkan lahannya untuk bercocok tanam, seperti singkong, ubi, cabai dan bahan pangan lainnya yang masa panennya cepat sebagai langkah antisipasi krisis pangan.
Ketua Komisi 8 DPR RI itu juga akan memperjuangkan nasib ulama/ustadz, akibat virus corona mereka terpaksa tidak mengajar.
"Kami akan memperjuangkan nasib para ulama/ustaz, dikarenakan membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19, mereka tidak mengajar sehingga tidak mendapatkan honor," kata Yandri.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya memperhatikan stok bahan pangan di masa pandemi COVID-19. Jokowi menyampaikan peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) soal ancaman krisis pangan akibat virus Corona.
"Seperti pada rapat yang lalu sudah saya sampaikan bahwa FAO memperingatkan bahwa pandemi COVID-19 ini dapat menyebabkan krisis pangan dunia. Ini hati-hati," kata Jokowi dalam siaran Sekretariat Presiden, Selasa (21/4/2020).
Jokowi menyebut negara penghasil beras bakal mementingkan kepentingan sendiri di saat pandemi. Jokowi ingin Indonesia memperhatikan betul stok pangan.
"Oleh sebab itu, setiap negara, terutama negara-negara produsen beras, akan lebih memprioritaskan kebutuhan mereka sendiri, kebutuhan dalam negeri mereka," ucap Jokowi.
"Dan rantai pasok bahan pangan akan terganggu karena kebijakan lockdown. Jadi kebijakan lockdown juga mempengaruhi rantai pasok bahan pangan ini," sebut Jokowi.
"Saya ingin menekankan yang pertama pastikan ketersediaan bahan pokok, hitung yang betul berapa produksi beras kita. Kemudian perkiraan produksi beras pada saat masuk ke musim kemarau juga cadangan beras nasional kita cukup untuk berapa lama. Betul-betul harus dihitung. Jangan overestimate," tegas Jokowi.