Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Bencana Hidrometeorologi Banjir Paling Banyak Korban Meninggal, Jumlahnya Capai 120 Jiwa

Bencana yang paling dominan yaitu banjir dengan jumlah 457 kasus, puting beliung 359 kasus, tanah longsor 275 kasus, dan gelombang pasang atau abrasi.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Bencana Hidrometeorologi Banjir Paling Banyak Korban Meninggal, Jumlahnya Capai 120 Jiwa
BMKG
Ilustrasi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau dan menganalisis curah hujan yang menunjukkan bahwa sejumlah daerah telah diguyur hujan selama beberapa hari terakhir yang menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, dan longsor. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, terhitung periode Januari hingga Mei, bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor kerap melanda Indonesia.

"Kejadian bencana masih didominasi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung. Data BNPB per hari ini, Jumat (8/5/2020) menyebutkan 172 orang meninggal akibat bencana yang terjadi," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati melalui keterangan tertulis, Jumat (8/5/2020).

Bencana yang paling dominan yaitu banjir dengan jumlah 457 kasus, puting beliung 359 kasus, tanah longsor 275 kasus, dan gelombang pasang atau abrasi 2 kasus.

Di samping itu, kategori bencana hidrometeorologi lain yang jumlahnya tinggi yaitu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 119 kasus.

Total kejadian bencana berjumlah 1.221 kasus.

Selain bencana tersebut, BNPB mencatat juga bencana lain seperti letusan gunung api 3 kasus dan gempa bumi 5 kasus.

Jumlah kejadian bencana ini di luar bencana nonalam, yaitu pandemi Covid-19.

Berita Rekomendasi

Bencana-bencana tersebut mengakibatkan dampak korban jiwa dan berbagai kerusakan.

Baca: Sindiran Tak Punya Uang Untuk Kencan Picu Penusukan Wanita Muda di Hotel Wilayah Tamansari

Korban luka-luka tercatat sebanyak 235 orang dan mengungsi 1,97 juta orang.

"Adapun kerusakan berupa rumah mencapai 17.105 unit, sedangkan infrastruktur lainnya yang rusak seperti fasilitas pendidikan 327 unit, fasilitas peribadatan 394 unit, fasilitas kesehatan 32 unit, fasilitas perkantoran 58 unit, dan jembatan 172 unit," tutur Raditya.

Raditya menambahkan, bencana banjir merupakan kejadian yang paling banyak memakan korban meninggal dunia dengan jumlah 120 orang.

Sedangkan, tanah longsor mengakibatkan 46 orang meninggal dunia.

Ratusan kendaraan bermotor tertahan banjir cileuncang (banjir karena air hujan) yang menggenangi Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020). Banjir cileuncang yang cukup dalam di bawah jembatan jalan tol itu sudah menjadi langganan setiap hujan deras cukup lama di kawasan Bandung, yang berdampak mengganggu aktivitas warga dan mengakibatkan kemacetan kendaraan bermotor cukup panjang karena genangan banjir tidak bisa dilintasi. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ratusan kendaraan bermotor tertahan banjir cileuncang (banjir karena air hujan) yang menggenangi Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020). Banjir cileuncang yang cukup dalam di bawah jembatan jalan tol itu sudah menjadi langganan setiap hujan deras cukup lama di kawasan Bandung, yang berdampak mengganggu aktivitas warga dan mengakibatkan kemacetan kendaraan bermotor cukup panjang karena genangan banjir tidak bisa dilintasi. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Adapun puting beliung mengakibatkan lima orang meninggal dunia.

Raditya mengatakan saat ini sebagian besar wilayah Indonesia memasuki musim kemarau.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas