Pasukan KBR Gegana Polri Terbiasa Hadapi Musuh Tidak Terlihat Mulai Radioaktif Sampai Virus Corona
Polri harus mampu mengatasi berbagai bentuk ancaman hingga yang kasat mata sekalipun.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengenal Unit Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR) Gegana Brimob Polri di tengah pandemi corona.
Demi memberikan rasa aman bagi masyarakat, Polri harus mampu mengatasi berbagai bentuk ancaman hingga yang kasat mata sekalipun.
Brimob mempunyai unit khusus yang terlatih untuk menangani serangan menggunakan senjata kimia, biologi sampai radioaktif.
Tidak hanya bergelut pada bahan-bahan kimia yang dirakit kelompok teroris untuk membuat bom. Pasukan KBR juga terjun dalam pencemaran zat radioaktif.
Baca: Update Sabtu 9 Mei: RS Wisma Atlet Rawat 662 Pasien Positif Covid-19
Kini mereka dilibatkan untuk memerangi dan memutus mata rantai penyebaran virus corona di tanah air. Karena tugas-tugas khusus ini, personel di KBR bukanlah orang biasa.
Personel KBR harus memiliki kemampuan pengetahuan KBR mulai dari bahan peledak, bom, switching, teknik penjinakan bom, tindakan di TKP teror bom, teknis sterilisasi, dekontaminasi dan lainnya.
Belum hilang ingatan kita soal hebohnya penemuan zat radioaktif Cesium 137 dan zat radioaktif lainnya di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan Banten.
Dimana ketika proses pembersihan dan patroli, pasukan KBR juga dilibatkan hingga berminggu-minggu mereka berada di lokasi terkontaminasi yang tidak terlibat bahaya paparannya.
Baca: Meninggalnya 4 ABK WNI, Komisi I DPR RI Duga Mengarah Kepada Perbudakan Modern
Kini mereka kembali dihadapkan dengan penanganan virus corona. Seluruh pasukan KBR di masing-masing Polda dikerahkan melaksanakan penyemprotan desinfektan di markas kepolisian maupun fasilitas publik.
Iptu Benny Cahyadi, pasukan KBR dari Gegana Mabes Polri sempat berbagi cerita soal tugas-tugasnya menghadapi musuh yang tidak terlihat mulai dari bahan kimia sampai virus corona.
Baca: Deretan Fakta Pembunuhan Siswi SMP di Jambi & Ditemukan Tinggal Kerangka, Terjerat Masalah Utang
"Pas paparan zat radioaktif di Perumahan Batan Indah kami ikut turun. Kami ke lapangan pakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap biar tidak kena radiasi. Lalu hasilnya di lokasi diserahkan ke Batan bagian limbah, kami sifatnya hanya membantu," ujar Benny saat ditemui Tribunnews.com pekan ini di Mabes Polri.
Sebagai manusia biasa, Benny mengaku pasti memiliki rasa takut terpapar radiasi. Namun dirinya percaya dengan ilmu dan perhitungan yang dimiliki serta menggunakan APD lengkap, dirinya pasti aman selama bertugas.
Baca: Begini Persiapan Said Didu Hadapi Pemeriksaan Bareskrim Polri Senin Depan
"Tantangannya ya karena itu kan radiasi, kita tidak boleh lama-lama disana. Harus punya kemampuan khusus karena zat radioaktifnya kan tidak kelihatan. Benar-benar butuh perhitungan matang berapa lama kita harus disana dengan jumlah paparan zat radioaktif," imbuhnya.
Selesai bertugas di lokasi zat radioaktif, Benny dan teman-temannya dari KBR harus menjalani pengecekan tubuh apakah mereka terpapar radiasi atau tidak. Jika terpapar harus dibersihkan menggunakan alat yang ada di Batan.
Senada dengan Benny, anggota KBR Mabes Polri lainnya, Ipda Azarulah juga mengamini sudah terbiasa dengan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan Kimia, Biologi dan Radioaktif.
"Kalau kami biasanya berhadapan dengan menjinakkan bom. Kemarin kami bertugas berhadapan dengan paparan zat radioaktif. Ini pengalaman pertama menangani zat radioaktif," ungkap Azarulah.
Ikut turun dalam penyemprotan desinfektan di beberapa lokasi untuk mencegah penyebaran virus corona juga jadi pengalaman perdana dan tidak dilupakan oleh Azarulah.
"Kemarin radioaktif lalu sekarang corona, banyak tugas-tugas dan tantangan baru yang harus kami jalankan. Kami percaya dengan ilmu dan kemampuan KBR yang kami miliki pasti semuanya aman," tambahnya.