Pakar Psikologi Sebut Pandemi Covid-19 Membuat Perubahan Baru di Masyarakat
Pakar Psikologi Politik, Hamdi Muluk menilai bahwa kondisi psikologis seseorang memengaruhi penanganan Covid-19.
Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Psikologi Politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk menilai bahwa kondisi psikologis seseorang memengaruhi penanganan Covid-19.
Itu lantaran Covid-19 merupakan fenomena yang multidimensi.
"Jadi ini saling kait mengait. Kondisi pandemi ini membuat kondisi sosial ekonomi berubah dan juga kondisi psikologis kita terpengaruh. Kita menjadi sekarang tidak pasti, menjadi galau dan gundah, menjadi ketakutan, stres dan depresi, paranoid dan seterusnya," ujarnya dalam siaran Youtube BNPB, Minggu (10/5/2020).
Dirinya pun menyebut setiap orang perlu memiliki kesejahteraan psikologis.
Dengan kesejahteraan pskologis, hal-hal positif lainnya mengikuti.
"Menurut riset, kesejahteraan psikologis ini memengaruhi imunitas, padahal imunitas ini kata kunci dalam melawan pandemi. Jadi pandemi itu dampaknya akan tidak terlalu dahsyat kalau setiap orang itu imun baik secara psikologis maupun fisik," kata Hamdi.
Jika kesejahteraan psikologis tak ditata, Hamdi mengatakan usaha pelandaiannya kurva Covid-19 akan terkendala, sebab perilaku yang juga tidak mendukung.
Hamdi juge menyebut kondisi pandemi ini membuat banyak perubahan baru di setiap aspek.
"Orang bilang ini disruptif, tiba-tiba sesuatu yang normal luluh lantak, situasi tidak normal sekarang. Mungkin nanti orang meramalkan setelah ini terbentuk normalitas baru atau new normal," ujarnya.
"Jadi kondisi pandemi ini mendisrupsi besar-besaran aspek psikologis kita bahwa dianggap kondisi ini sebuah ancaman yang mudah menggerogoti kesehatan psikologis kita," pungkasnya.
Kebijakan pemerintah
Lebih jauh, Hamdi Muluk mengatakan, pemerintah Indonesia sudah melakukan metode penanganan pandemi Covid-19 yang juga diterapkan seluruh negara terdampak.
Namun, kata dia, metode penanganan berupa kebijakan-kebijakan itu perlu dukungan masyarakat agar efektif.
Setidaknya, ada lima metode yang diterapkan di negara-negara terpapar Covid-19, termasuk Indonesia. Dalam penerapannya, tinggal dilihat bagaimana penekanan, variasi, serta intensitasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.