Gelombang Tinggi Pesisir Selatan Jawa Diprediksi Terjadi hingga Juni, BMKG Ungkap Potensi Bahayanya
BMKG prediksi gelombang tinggi di pesisir selatan Jawa berlangsung hingga akhir Juni. Ini potensi bahaya yang bisa ditimbulkan.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Sub Bidang Layanan Informasi Meteorologi Maritim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Andri Ramdhani, menyebutkan gelombang tinggi di pesisir selatan Jawa diprediksi akan berlangsung hingga akhir Juni 2020 mendatang.
"Gelombang tinggi di pesisir selatan Jawa diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir bulan Juni."
"Hal ini dikarenakan masih cukup tinggi potensi pembentukan sistem tekanan rendah yang terbentuk di Samudra Hindia barat Australia yang dapat mengakibatkan angin kencang dan gelombang tinggi di Selatan Jawa," terang Andri dalam keterangan tertulisnya saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (29/5/2020) pagi.
Baca: Peringatan BMKG: Waspada Gelombang Tinggi Capai 6 Meter di Sejumlah Wilayah pada Jumat, 29 Mei 2020
Selain itu, Andri pun mengungkapkan potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari gelombang tinggi ini.
Menurutnya, gelombang tinggi di pesisir selatan Jawa dapat berpotensi meningkatkan terjadinya banjir pesisir (rob).
Andri menjelaskan, hal itu bisa terjadi apabila gelombang tinggi ini terjadi bersamaan dengan periode pasang laut dan curah hujan tinggi.
"Apabila bersamaan dengan periode pasang laut dan curah hujan tinggi, maka akan mengakibatkan potensi banjir pesisir (rob) meningkat," ungkapnya.
Andri mengatakan, gelombang tinggi maupun banjir rob bisa mencapai wilayah pemukiman penduduk di pesisir.
Akibatnya, aktivitas pelayaran pun dapat terganggu dan bangunan di pesisir menjadi rusak.
Oleh karena itu, Andri pun mengimbau masyarakat pesisir untuk lebih waspada.
"Kami menghimbau kepada masyarakat khususnya wilayah pesisir untuk lebih waspada akan adanya bahaya gelombang tinggi ataupun banjir pesisir yang bisa mencapai ke wilayah pemukiman yang dapat mengakibatkan terganggunya aktivitas pelayaran dan rusaknya bangunan di pesisir," ujarnya.
Terkait adanya gelombang tinggi di Laut Selatan, Andri menjelaskan, hal ini terjadi karena pengaruh pola tekanan rendah di perairan barat Australia.
Baca: BREAKING NEWS: Gelombang Tinggi Terjang Pesisir Selatan Kulon Progo
Sementara itu, secara klimatologis, gelombang di pesisir barat Sumatera dan pesisir selatan Jawa hingga NTT memasuki periode gelombang tinggi pada bulan Mei hingga Agustus.
"Gelombang tinggi ini pengaruh dari adanya pola tekanan rendah di perairan barat Australia, dan memang secara klimatologis gelombang, pada bulan Mei, Juni, Juli, hingga Agustus ini gelombang di barat Sumatera dan selatan Jawa hingga NTT memasuki periode gelombang tinggi," jelasnya.
Selain itu, Andri menambahkan, musim dingin yang sedang berlangsung di Australia juga mempengaruhinya.
"Di Australia saat ini sedang memasuki winter, sehingga angin sedang mengalami peningkatan kecepatan di kawasan tersebut, dan pengaruhnya bisa berdampak ke wilayah selatan Jawa hingga NTT dan perairan barat Sumatera, melalui gelombang swell atau alun," kata Andri.
Baca: BMKG: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Jumat 29 Mei 2020: 18 Provinsi Berpotensi Hujan Petir
Untuk diketahui, swell atau alun merupakan gelombang laut yang sumber pembangkitnya terjadi di wilayah lain atau jauh dari lokasi kejadian gelombang tinggi.
Sebelumnya, terjadinya gelombang tinggi disertai angin kencang dan banjir rob di sejumlah wilayah Indonesia ramai di pemberitaan.
Andri menyebutkan, BMKG mencatat bahwa terdapat periode waktu dengan kejadian gelombang tinggi memang paling sering terjadi di wilayah selatan yaitu pada bulan Mei hingga Juni.
"Sehingga sangat umum terjadi banjir pesisir pada bulan-bulan tersebut," lanjutnya.
Sementara itu, Andri mengatakan, banjir rob tahun ini memang terjadi hampir merata di pesisir selatan.
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 34 Kota, Jumat 29 Mei 2020: Bandung Berpotensi Hujan Ringan, Yogyakarta Berawan
Menurutnya, banjir rob tersebut menggenangi pesisisr sekitar 30 hingga 50 cm.
"Pada tahun ini kejadian banjir rob hampir merata untuk pesisir selatan."
"Mulai dari Pangandaran, Cilacap, Kebumen, Banyuwangi hingga ke selatan Bali yang menggenangi pesisir hingga mencapai 30 - 50 cm bergantung pada topografi masing-masing pesisir," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)