Pemerintah Rencana Gelar Peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2020
Pemerintah berencana akan menggelar upacara peringatan hari lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni 2020.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah berencana akan menggelar upacara peringatan hari lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni 2020.
Wakil ketua dewan pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), Tri Sutrisno mengatakan upacara akan dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
"Upacara di pimpin Presiden RI yang juga bertindak selaku inspektur upacara," ujar Tri Sutrisno dalam konferensi pers daring yang diadakan di Kemlu RI, Jumat (28/5/2020)
Mantan wakil presiden era Soeharto itu berujar upacara ini dilaksanakan untuk mengingat sejarah kelahiran Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi.
"Supaya mengetahui asal usul Pancasila sebagai dasar dan ideologi NKRI, sehingga kelestariannya senantiasa diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara," ujarnya.
-
Baca: Presiden Perintahkan Prioritas Program Strategis Nasional untuk Pulihkan Ekonomi Akibat Corona
-
Baca: Pemerintah Indonesia Bisa Belajar dari Fujian Atasi Dampak Covid-19
Meski saat ini negara sedang menghadapi pandemi virus corona (Covid-19), upacara peringatan hari lahir Pancasila tetal akan diselenggarakan seperti tahun sebelumnya.
Upacara nasional akan bertempat di halaman gedung Pancasila, Kementerian luar negeri RI (Kemlu RI), Pejambon, Jakarta dengan mematuhi protokol kesehatan.
Selain itu, upacara peringatan hari lahir Pancasila juga diselenggarakan secara serentak di setiap Kementerian/Lembaga, Pemda, Pemkab/Pemkot.
Tri memperingatkan Pemerintah dan anggota BPIP selalu pihak yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan upacara tersebut untuk tetap memperhatikan protokol penangan wabah Covid-19.
"Guna melawan penyebaran Covid-19 maka peringatan kali ini harus menerapkan protokol penangan Covid-19, seperti melakukan rapid tes bagi seluruh orang yang terlibat, mulai calon petugas peserta upacara hingga wartawan yang meliput sehingga hanya mereka yang memiliki hasil tes negatif yang diperbolehkan mengikuti upacara," ujarnya
Petugas dan peserta upacara akan dibatasi seminimal mungkin dan tidak ada undangan pejabat negara atau masyarakat umum.
Masyarakat Indonesia juga diminta ikut berpartisipasi dalam upacara dengan menyimak siaran langsung yang disiarkan TVRI dan RRI.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.