Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alasan Iman Brotoseno Non-Aktifkan Akun Twitter: Berpotensi Jadi Bahan Framing

Iman Brotoseno telah ditetapkan sebagai Direktur Utama Pengganti Antarwaktu (Dirut PAW) LPP TVRI periode 2020-2022, Selasa (26/5/2020).

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Alasan Iman Brotoseno Non-Aktifkan Akun Twitter: Berpotensi Jadi Bahan Framing
Kompas.com
Dirut PAW TVRI periode 2020-2022 Iman Brotoseno. 

Soal tuduhan dari Roy Suryo dalam Kultwit itu.

Itu kan merupakan rangkaian kultwit dari bedah buku Memahami Konroversi sejarah Orde Baru dimana merangkum berbagai sejahrawan seperti Taufik Abdullah, Anhar Gonggong, Asvi Warman Adam dll.

Terlebih kalau melihat rekam jejak saya, saya terbiasa bicara tentang sejarah. Karena saya memang penyuka sejarah.

Tulisan saya banyak, tidak saja soal sejarah.

Tapi juga soal Islam dan Kebangsaan. Saya selalu berprinsip dengan sejarah kita melihat cermin kita sendiri.

Pak Roy sebagai intelektual sebaiknya tidak memframing.

Apalagi Pak Roy juga seorang pelaku fotografi, dimana perpaduan intelektual dan seni biasanya menghasilkan pemikiran yang jernih dan berbasis pengetahuan.

Berita Rekomendasi

Kalau Pak Roy ingin membaca koleksi buku buku saya dan berdiskusi soal sejarah, maka dengan senang hati saya akan berbagi. Siapa tahu saya juga bisa belajar Fotografi sama Pak Roy.

Ini memang merepotkan dimana hal hal seperti ini selalu dijadikan plintiran dan framing.

Sehingga lebih baik saat ini saya memilih mengnonaktifkan akun twitter saya agar saya bisa focus bekerja saja.

Pesan saya, agar masyarakat harus membiasakan dengan budaya literasi yang sehat, termasuk melakukan check balance, sehingga keakuratan informasi terjaga.

Sekali lagi pemikiran dan tulisan intelektualitas saya bisa jadi pencarian jawaban atas ruang dialektika yang terjadi di masyarakat termasuk sejarah, sosial bahkan agama .

Terkait twitt soal hari kesaktian pancasila, Iman brotoseno menjelaskan, “Sekali lagi sengaja memframing. Ini diambil dari tulisan saya 5 tahun lalu. Bukan sekarang. Bahkan itu sebuah pertanyaan rekonsilasi kebangsaan. Makanya judul aslinya pakai tanda tanya ? Cuma sama media sengaja dibuat seolah pernyataan.

Itu pemikiran saya dengan tak ada hibungan dengan jabatan sekarang. Sekali lagi pemikiran dan tulisan intelektualitas saya bisa jadi pencarian jawaban atas ruang dialektika yang terjadi di masyarakat termasuk sejarah, sosial bahkan agama.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas