Kata Anggota Komisi VI DPR soal Pergantian Dirut BUMN: Idealnya Dilakukan Tahun Depan
Dari semua yang diganti, dua di antaranya sudah melewati usia produktif yaitu Dirut Waskita Karya dan Hutama Karya
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Eko Sutriyanto
“Beban utang jangka panjang dan pendek, cost of fund investasi di masa lalu, minimnya proyek baru baik melalui APBN atau market adalah sedikit di antara masalah mendesak yang harus dihadapi para Dirut baru itu,” ungkap Deddy.
Karena itu, kata Deddy, para Dirut baru BUMN Karya tersebut harus segera memikirkan cara untuk melakukan restrukturisasi utang dan bisnisnya, melakukan negosiasi, dan mencari sumber pembiayaan baru.
“Saya melihat penggantian para Dirut itu terlalu terburu-buru. Tidak ada kebutuhan mendesak saat ini dan idealnya dilakukan tahun depan, sekarang tidak urgent,” ucap Deddy.
“Harusnya ada masa transisi, minta para Dirut itu menyelesaikan berbagai masalah yang menumpuk sebelum digantikan. Ini agar para Dirut yang baru tidak kesulitan ketika mengambil posisi itu,” lanjutnya.
Deddy menyamaikan, BUMN seperti WIKA dan PP itu revenue-nya dari APBN, masing-masing sekitar 16% dan 27% sedangkan sisanya adalah dari investasi dan market swasta maupun BUMN.
Artinya, para Dirut baru itu harus punya kemampuan teknis keuangan yang andal dan jaringan pembiayaan serta dukungan market yang kuat.
“Mari kita sama-sama lihat apakah mereka para Dirut yang baru itu bisa menjadi harapan bagi perbaikan BUMN itu atau justru menjadi bom waktu,” tutup Deddy.