Dyandra: Pameran Waralaba IFRA Akan Dihelat dengan Protokol New Normal
IFRA diharapkan dapat menjadi salah satu wadah untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi bangsa dampak dari pandemi Covid-19
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pameran International Franchise, License, and Business Concept Expo & Conference (IFRA) bersiap diri menghadapi kenormalan baru pada saat penyelenggaraan pameran mendatang.
Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Hendra Noor Saleh masih melihat perkembangan dari situasi new normal, IFRA rencananya dilaksanakan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.
“Sejauh ini kami masih mengikuti perkembangan kebijakan dari pemerintah. Jika IFRA tetap dilaksanakan tentunya akan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku seperti penyediaan hand sanitizer dan tempat cuci tangan, crowd management dengan pembatasan jumlah pengunjung, dan penjualan tiket masuk secara online," kata Hendra dalam keterangan, Senin (8/6/2020).
Koh Hen, sapaannya juga menerangkan IFRA diharapkan dapat menjadi salah satu wadah untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi bangsa dampak dari pandemi Covid-19.
"Karena IFRA membuka banyak peluang bisnis mulai dari business opportunity, franchise hingga lisensi merek dan juga melahirkan banyaknya entrepreneur baru yang tentunya juga akan membuka banyaknya lapangan pekerjaan baru,” tambahnya.
Baca: Mulai 15 Juni, Emirates Tambah LayananTransit ke 16 Kota Besar di Dunia
Baca: Tetap Bugar di Tengah Covid-19, Bek Persija Bagikan Tips Olahraga yang Baik dan Benar
Dengan adanya IFRA ini, masyarakat dan para pelaku diharapkan berpartisipasi dalam bisnis lisensi dan waralaba untuk menggiatkan perekonomian negara terutama post-pandemic.
IFRA turut mendorong pelaku-pelaku bisnis lisensi dan waralaba untuk semakin mengembangkan bisnisnya agar dapat bersaing di pasar global.
Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Anang Sukandar menuturkan bahwa masih ada pergerakan ekonomi dalam bisnis waralaba dan perlu adanya pengembangan produk atau bisnis baru untuk bertahan di situasi saat ini.
“Para pelaku bisnis yang sedang mengalami hambatan perlu melakukan new business atau new product development. Perlu untuk mempelajari product development agar bisa beradaptasi di segala situasi,” ujarnya.
Model bisnis waralaba mempunyai keunggulan dan keunikan tersendiri yang dapat bertahan dan berkelanjutan (sustainability) dalam menghadapi kenormalan baru.
“Dalam menghadapi new normal, pelaku bisnis perlu menyesuaikan dengan situasi karena adanya perubahan consumer behavior. Misalnya menyesuaikan dari sisi promosi atau operasionalnya,” tutup Anang.