Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rupiah Menguat, Nurul Arifin: Bukti Perekonomian Membaik di Tengah Pandemi Covid-19

Indonesia diprediksi menjadi salah satu dari empat negara di dunia yang pada akhir 2020 memiliki pertumbuhan ekonomi positif.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Willem Jonata
zoom-in Rupiah Menguat, Nurul Arifin: Bukti Perekonomian Membaik di Tengah Pandemi Covid-19
Tribunnews.com/ Vincentius Jyestha
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar, Nurul Arifin, saat diwawancarai di ruang kantornya, di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin optimistis melihat hasil kerja tim ekonomi Indonesia yang mulai memperlihatkan hasil di tengah wabah virus corona (Covid-19).

Lewat kerja Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Indonesia diprediksi menjadi salah satu dari empat negara di dunia yang pada akhir 2020 memiliki pertumbuhan ekonomi positif.

“Saya optimistis karena dolar saat ini sudah di bawah 14 ribu, artinya tim ekonomi telah bekerja secara serius dan baik, dolar terbukti turun dan tidak perkasa lagi, Indonesia juga diprediksi menjadi negara yang segera recovery menghadapi pandemi Covid-19 di dunia,” kata Nurul kepada wartawan, Minggu (7/6/2020).

Baca: Jeddah Lockdown, Arab Saudi Berlakukan Jam Malam dan Masjid Kembali Ditutup

Baca: Sisi Lain Ki Gendeng Pamungkas sebagai Orangtua, Anaknya Sebut Ayah Terbaik di Dunia

Hal itu disampaikan Nurul Arifin melihat hasil survei persepsi masyarakat terhadap penanganan Covid-19 yang dilakukan Indikator Politik Indonesia.

Ia menyatakan, data-data dari hasil survei tersebut bukanlah angka yang menakutkan. Pasalnya survei dilakukan saat pandemi Covid-19.

Perihal Kepuasan masyarakat terhadap kondisi perekonomian nasional memang menurun selama bulan Mei 2020 Nurul melihatnya sebagai hal wajar.

Baca: Alasan Risma Ingin PSBB di Surabaya Diakhiri

BERITA REKOMENDASI

“Survei ini dilakukan masa pandemi Covid-19, jadi masalahnya lebih menyangkut perasaan. Ketika pertanyaan seperti itu diajukan pada masa pandemi, maka tidak ada keceriaan dalam jawabannya, karena semua dalam situasi prihatin," ucap Nurul.

“Meski ada Bansos di sana, tetap saja dianggap masih kurang. Tapi kalau survei dilakukan pada masa normal tentu jawabnya akan berbeda,” kata Nurul Arifin dalam webinar Evaluasi Publik terhadap Penanganan Covid-19, Kinerja Ekonomi dan Implikasi Politiknya.

Menurut Nurul, ia optimis melihat Indonesia dimana bantalan ekonominya bekerja dengan baik dan tidak membuat chaos.

“Pemerintah dan tim ekonominya saat ini sudah bekerja dengan keras dan terbukti sudah baik,” kata Nurul.

Selain itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar ini juga melihat jika masyarakat mempunyai kemampuan analisa yang baik dan fair, khususnya dalam mensupport Gugus Tugas Covid-19 yang dinilai sudah bekerja dengan baik.

“Mereka bisa melihat ini situasi yang tidak normal, bukan situasi lokal tapi juga terjadi di seluruh dunia,” kata Nurul.

Perihal Kartu Prakerja, juga terbukti ada sekitar 12 persen dari masyarakat yang menyukai dan melihat bahwa program tersebut berguna bagi mereka.

“Ini membuktikan bahwa ada pula masyarakat kita yang lebih suka mendapatkan bantuan lewat program online seperti kartu Prakerja, agar dapat keahlian seperti yg mereka pilih. Mereka tidak ingin hanya bantuan sembako saja,” ungkap Nurul.

Bukti lain, hingga hari ini sudah ada 8,6 juta orang mendaftar dalam program Kartu Prakerja padahal target awal hanya 5,6 juta orang saja.

“Respon masyarakat terhadap program Prakerja tinggi dan positif. Kementerian Perekonomian juga sedang evaluasi Prakerja ini agar lebih baik,” kata Nurul.

Dalam kesempatan itu, Dirut Indikator Politik Indonesia Burhanudin Mutadi mengatakan, Indonesia saat ini diprediksi masih memiliki pertumbuhan ekonomi positif hingga akhir tahun 2020 sebesar 2,2 persen.

“Hanya empat negara yang diprediksi akan segera pulih yakni Cina, India, Mesir dan Indonesia,” kata Burhanudin, mengutip hasil survei dari The Economist.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas