Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PKS Evaluasi Pemilu Sistem Proporsional Terbuka

Pipin Sopian mengatakan PKS saat ini sedang melakukan evaluasi terhadap pemilu sistem proporsional terbuka

Penulis: Reza Deni
Editor: Sanusi
zoom-in PKS Evaluasi Pemilu Sistem Proporsional Terbuka
Tribunnews.com/ Reza Deni
Politikus PKS, Pipin Sopian 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pipin Sopian mengatakan PKS saat ini sedang melakukan evaluasi terhadap pemilu sistem proporsional terbuka yang sudah berlaku sejak Pemilu 2009, 2014, dan 2019.

Sistem proporsional tertutup pun terbuka menjadi opsi.

Meski demikian, Pipin menyebut keputusan PKS terkait sistem terbuka atau tertutup ini masih belum diambil.

"Kami saat ini sedang mengkaji sistem pemilu terbuka yang menyebabkan biaya tinggi bagi negara, partai, dan calon. Tidak bijak di saat defisit anggaran dalam menghadapi Covid-19, negara dan caleg menghabiskan uang untuk penyelenggaraan pemilu dan kampanye," ujar Pipin dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Rabu (10/6/2020).

Sistem pemilu terbuka menurutnya juga menyebabkan konversi suara menjadi terlalu kompleks, teknis, dan rekap yang panjang.

“Sehingga sistem ini telah terbukti meningkatnya potensi kecurangan tinggi, melibatkan calon, pemilih, dan penyelenggara pemilu" lanjutnya.

BERITA TERKAIT

Tak hanya itu, Pipin menilai sistem pemilu terbuka menguntungkan figur pemilik modal dan popular sehingga kompetisi tidak sehat.

“Seperti pasar bebas, karena bagi caleg yang tidak memiliki uang dan tidak popular, hanya jadi pelengkap," ungkapnya.

Menurutnya, partai-partai harus mulai melirik sistem pemilu tertutup yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya memudahkan pemilih, akurasi dalam penghitungan suara, dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemilu.

“Sistem ini juga menyebabkan biaya pemilu yang lebih murah dan pelaksanaan pemilu yang lebih mudah sehingga dapat menghemat anggaran negara, partai, dan caleg," lanjutnya.

Risiko kematian para petugas dan penyelenggara pemilu karena kerumitan rekapitulasi suara pum menurunya bisa diminimalisier.

“Sistem ini juga dapat menjamin seleksi kandidat berbasis kualitas dan kapasitas (bobot, bibit dan bebet)," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas