Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fahri Hamzah: Dulu Kalau Ketemu Orang yang Bersin Kita Mendoakan, Sekarang Lari Tunggang-langgang

Wakil Ketua Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah mengatakan, pandemi virus corona telah mengubah kebiasaan di masyarakat.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Fahri Hamzah: Dulu Kalau Ketemu Orang yang Bersin Kita Mendoakan, Sekarang Lari Tunggang-langgang
Tribunnews/Jeprima
Fahri Hamzah. Tulis Istilah Bilateral Hanya buat Negara, Fahri Hamzah Diminta Belajar Lagi Bahasa Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah mengatakan, pandemi virus corona telah mengubah kebiasaan di masyarakat.

Menurut Fahri, virus corona telah membuat masyarakat jadi salah tingkah dan was-was.

Bahkan, menurut dia, banyak hal yang dilakukan masyarakat mulai tidak wajar.

Hal itu disampaikan Fahri dalam cuitannya di akun Twitter resminya, @FahriHamzah, Selasa (24/6/2020).

Fahri Hamzah Sarankan Jokowi dan Anies Baswedan Bersatu
Fahri Hamzah Sarankan Jokowi dan Anies Baswedan Bersatu (Sriwijaya Post)

"Kita melihat orang memakai APD berbelanja di supermarket, petugas mencegat sebuah mobil yang di dalamnya suami isteri duduk di bagian depan.

Padahal mereka baru saja keluar dari rumah yang sama bahkan tentu saja kamar dan tempat tidur yang sama. Banyak lagi prilaku tak wajar," papar Fahri.

Fahri menganggap, virus corona ini telah membuat masyarakat seolah mengalami kematian kecil sebelum mengalami kematian yang sebenarnya.

Berita Rekomendasi

"Kita disuruh memakai topeng dan menjaga jarak sehingga kita akhirnya memang berjarak dengan kehidupan," terangnya.

Baca: Fahri Hamzah Keluhkan Mahalnya Biaya Tes Covid-19: Lebih Murah Harga Tiket Pesawat Jakarta-Lombok

Fahri kemudian menceritakan sepenggal pengalamannya saat ia berada di kampung halamannya, di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Di desanya itu, menurut Fahri, ada sejumlah orang yang masih melanggar protokol kesehatan.

"Di desa saya kemarin, saya melihat orang2 yang melawan jarak ini, ada yang kemudian mengatakan, “corona hanya ada di jakarta”

Atau mengatakan dengan canda, “mana corona itu biar kita hajar”. Ini mirip deklarasi di sebuah kota “deklarasi melawan corana secara totalitas”," ungkapnya.

Fahri mengatakan, pandemi virus corona yang sudah hampir setengah tahun menjadi perbincangan dunia ini, ternyata belum kunjung dimengerti oleh masyarakat bagaimana cara menghadapinya.

Baca: Fahri Hamzah: Medsos Jadi Medium Kedewasaan yang Cepat dan Masif

"Kita sudah masa bodoh atau takluk juga tak jelas. Kemarin, corona sudah memaksa kita menutup rumah ibadah, pasar, dan kantor pemerintahan," tulisnya.

Fahri mengungkapkan, adanya pandemi ini, agama menjadi korban yang paling besar.

Sebab, umat beragama dipaksa untuk menututup rumah ibadah mereka dan menghentikan ibadah berjamaah.

Tak hanya itu, adanya pandemi Covid-19 ini juga telah mengubah kebiasaan masyarakat, bahkan dari hal kecil sekalipun.

Jika dulu sebelum adanya virus corona ketika bertemu dengan orang yang bersin saling mendoakan, sekarang ketika menjumpai orang bersin kita justru ketakutan.

Baca: Fahri Hamzah: Semua Negara Gelagapan Tangani Wabah Virus Corona

"Dulu jika kita bertemu orang yang bersin, kita mendoakan. Dalam budaya orang barat mereka mengatakan “God Bless You” kiranya sama artinya kaau kita mengucapkan dalam agama Islam, “Yarhammukallah atau Semoga Allah merahmatimu”, setelah yang bersin mengucapkan alhamdulillah.

"Sekarang, kalau ada orang bersin kita lari tunggang-langgang, tidak mendoakannya dan seolah Tuhan tidak perduli dengan doa kita. Sikap kita akan semakin selfish dan anti sosial," terangnya.

Menurut dia, kehidupan sekarang ini telah didorong untuk menjaga jarak dengan kemanusiaan.

Sehingga semua menjadi berbayar dan berpamrih.

Baca: Fahri Hamzah Heran Saat Krisis Anggaran Kartu Prakerja Capai Triliunan

Meski kita mencoba keakraban dengan teknologi, lanjut dia, tetap saya tidak bisa mengganti kehangatan yang bisa ditampakkan dengan pelukan dan jabat tangan.

Untuk itu, menurut Fahri, dalam menghadapi pandemi ini, tidak ada pilihan lain yang bisa dilakukan masyarakat selain memberanikan diri untuk melawan Covid-19.

"Sebab hidup yang kita jalani dengan rasa takut dan perasaan tak berdaya adalah hidup yang akan berakhir dengan kesedihan, penderitaan dan kehinaan.

Hidup kita tak boleh menyerah kalah. Hidup harus bangkit dan melawan!," paparnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas