Buntut Panjang Pembakaran Bendera PKI dan PDIP Bisa Timbulkan Perpecahan Anak Bangsa
Haris Pertama menilai hal tersebut justru dapat menimbulkan perpecahan antara sesama anak bangsa.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembakaran bendera PKI berlogo palu arit dan bendera partai PDI Perjuangan secara bersamaan dalam aksi demo menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) dapat berbuntut panjang.
Ketua Umum DPP Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama menilai hal tersebut justru dapat menimbulkan perpecahan antara sesama anak bangsa.
Oleh karenanya, dia meminta semua pihak untuk tidak saling menuduh pihak lain tengah berupaya mendirikan PKI kembali. Namun justru bersatu dalam Pancasila.
Baca: Ketua Komisi III DPR Minta Kapolri Usut Pembakaran Bendera PDIP Saat Demo RUU HIP
"Hentikan praduga, mari bersatu dalam naungan Pancasila," ujar Haris, kepada wartawan, Kamis (25/6/2020).
Haris menjelaskan sejak bangsa ini dilahirkan banyak percobaan baik dari ekstrem kiri dan kanan yang mencoba hidup di Indonesia.
Dia mencontohkan ekstrem kiri seperti komunis pernah hidup di Indonesia tapi gagal. Sementara ektrem kanan seperti Darul Islam (DI) yang juga dikenal sebagai Negara Islam Indonesia (NII) pernah hidup di Indonesia pun gagal.
Menurutnya kegagalan pihak-pihak tersebut tak lain karena adanya Pancasila sebagai titik equilibrium atau keseimbangan bangsa.
"Dengan Pancasila, semua aliran diikat dalam kesepakatan dalam bersama. Pasalnya, spirit Pancasila adalah persatuan, dan mempersatukan yang berbeda menjadi harmoni," kata dia.
"Kembalikan Pancasila pada spiritnya. Jangan sampai pihak-pihak yang mendukung Pancasila malah bertikai," pungkas Haris.