Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Pejabat Pertamina yang Buat Jengkel, Ahok: Kalau Dulu Saya Maki-maki, Sekarang Senyumin Aja

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok, menceritakan pengalamannya menjadi Komisaris Utama (Komut) Pertamina.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Ada Pejabat Pertamina yang Buat Jengkel, Ahok: Kalau Dulu Saya Maki-maki, Sekarang Senyumin Aja
Tribunnews.com/Theresia
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seusai menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/12/2019). 

TRIBUNNEWS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok, menceritakan pengalamannya menjadi Komisaris Utama (Komut) Pertamina.

Hal itu diungkapkan Ahok dalam sebuah tayangan yang diunggah di kanal YouTube Daniel Mananta Network, Senin (29/6/2020).

Mulanya Daniel menanyakan, bagaimana sikap Ahok setelah keluar dari Mako Brimob menyampaikan suatu kebenaran agar tidak membuat orang sakit hati.

"Setelah lulus ujian dan keluar gimana caranya menyampaikan sebuah kebenaran tanpa membuat sakit hati."

Daniel dan Ahokk
Daniel Mananta dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok. (Tangkap Layar YouTube Daniel Mananta Network).

"Karena kadang-kadang susah juga kalau kita diam saja, kita merasa ada sesuatu di dalam hati kita ini nggak benar nih, cuma kalau kita ungkapkan yang ada si orang tersebut sakit hati," kata Daniel.

Ahok mengatakan, dirinya sekarang belajar untuk bisa mengolah emosi dengan baik.

Jika dirinya dulu bisa dengan mudah marah-marah kepada orang yang dirasa tidak tepat melakukan tugasnya.

Berita Rekomendasi

Sekarang Ahok berprinsip, menegur tegas tapi dalam hatinya mengasihi orang yang ditegur tersebut.

Baca: Ahok Lelang 19 Baju Batik yang Pernah Dia Pakai di Sidang Kasus Penistaan Agama

Selain itu, Ahok yang sekarang juga berprinsip, jika tidak suka dengan perbuatan seseorang, tidak boleh membenci orangnya.

"Jadi ada perbedaan sekali, saya bisa rasakan, saya sekarang juga belajar."

"Kalau kita marah sama orang, kita menegur orang, bilang kebenaran dengan kemarahan ada kebencian di dalam kita, itu jadinya nggak tepat."

"Jadi harusnya, bahasanya menegur tapi dalam hati kita mengasihi, kita nggak suka perbuatannya tapi kita nggak benci dia," ujar Ahok.


Daniel beranggapan, sebenarnya kemarahan memang tetap diperlukan, apalagi jika terjadi ketidakadilan.

Baca: Ahok Ulang Tahun, Nicholas Sean Justru Tanyakan How is Marriage Life kepada Ayahnya

"Do you still get angry atau akhirnya, yaudah deh gue diam aja daripada nanti gue masuk (penjara) lagi itu misalnya?" tanya Daniel.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas