Kemlu dan Tim Gabungan dari Pemerintah Pusat akan Kunjungi Pengungsi Rohingya di Aceh Besok
“Berarti besok tim kemlu beserta beberapa anggota dari tim dari Jakarta akan menuju ke Aceh, besok pagi,” lanjutnya
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri beserta tim gabungan dari Pemerintah Pusat berencana akan mengunjungi Pengungsi Rohingya di Aceh.
Dalam konferensi pers daring dengan media, Menlu Retno Marsudi mengungkapkan hal ini dilakukan mempertebal koordinasi di lapangan dengan tim yang ada di Aceh Utara.
Baca: Telah Jalani Tes, 99 Pengungsi Rohingya Dinyatakan Negatif Covid-19
“Kementerian Luar Negeri bersama dengan tim Satgas dari Kemenko Polhukam dan instansi lain seperti Kemendagri, imigrasi, Polri dan Basarnas akan ke Aceh pada tanggal 1 Juli 2020,” ujar Menlu, Selasa (30/6/2020)
“Berarti besok tim kemlu beserta beberapa anggota dari tim dari Jakarta akan menuju ke Aceh, besok pagi,” lanjutnya.
Sejak ketibaan 99 pengungsi Rohingya pada tanggal 24 Juni 2020, Menteri Retno mengatakan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan berbagai unsur dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Diantaranya berkoordinasi dengan Satgas penanganan pengungsi luar negeri yang ada di pusat, serta pemerintah daerah, TNI, Polri, Basarnas, BPBD dan juga berkoordinasi dengan dinas sosial di Aceh Utara.
Diketahui, saat ini pengungsi Rohingya tersebut ditampung di bekas kantor imigrasi Lhokseumawe.
“Mulai 1 Juli menurut rencana mereka akan dipindahkan ke lokasi yang lebih layak sarananya yaitu di Balai Latihan Kerja Meunasah Mes Kandang di Muara Dua, Lhokseumawe,” ujar Retno.
Retno mengatakan Kemlu RI juga telah melakukan koordinasi dengan UNHCR sebagai lembaga PBB yang mengurusi masalah pengungsi internasional dan International Organization for Migration (IOM) melalui berbagai Komunikasi.
Mayoritas dari para pengungsi Rohingya tersebut saat ini telah memiliki kartu UNHCR yang berarti mereka telah resmi berstatus pengungsi dan mendapatkan hak proteksi internasional dibawah UNHCR.
Kementerian Luar Negeri telah melakukan pertemuan dengan UNHCR pada tanggal 29 Juni 2020 dan melakukan pertemuan secara virtual dengan IOM juga telah dilakukan pada tanggal 30 Juni 2020.
“UNHCR dan IOM menyampaikan apresiasi pada Indonesia yang untuk sementara menerima para imigran tersebut,” lanjutnya
Menteri Retno juga mengangkat masalah pengungsi Rohingya ini dalam Pertemuan Khusus Para Menlu Se Asean – Australia secara virtual, Selasa (30/6/2020).
Dalam forum tersebut Menlu Retno mengungkapkan Indonesia memutuskan untuk sementara menerima para pengungsi yang datang atas dasar kemanusiaan.
Selain faktor kemanusiaan, Indonesia juga akan mendalami lebih jauh kemungkinan para pengungsi adalah korban penyelundupan dan perdagangan manusia.
Menlu menyampaikan agar negara di kawasan terus meningkatkan kerjasama melawan kejahatan lintas negara, termasuk perdagangan orang dan penyelundupan manusia.
Tanpa kerjasama dengan negara lain, menurutnya akan sulit untuk memerangi kejahatan lintas negara ini.
“Dalam konteks ini kerjasama antara ASEAN dan Australia sangat penting dalam penanggulangan kejahatan lintas negara yang terorganisir,” ujar Retno
Menlu juga kembali menekankan dalam statement di pertemuan tersebut, Indonesia akan terus melakukan upaya untuk mengembalikan para pengungsi ke tempat asalnya yaitu di Rakhine State, Myanmar.
Baca: Menteri Retno Angkat Masalah Pengungsi Rohingya dalam Pertemuan Menlu ASEAN - Australia
Indonesia juga mendorong agar Myanmar segera menciptakan situasi yang kondusif di Rakhine State.
“Saya menekankan bahwa situasi kondusif di Rakhine state harus segera di ciptakan. Apabila tidak maka penderitaan orang-orang Rohingya akan terus berlanjut,” ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.