Moeldoko Nilai Wajar Jokowi Marah, Sebut Presiden Minta Menteri Tak Atasi Covid-19 dengan Cara Lama
Moeldoko menilai kemarahan Jokowi dihadapan para menteri adalah wajar, karena sudah pernah meminta untuk tak atasi pandemi Covid-19 dengan cara lama.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menilai wajar apabila Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah terkait kinerja para menteri dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (1/7/2020).
Menurut Moeldoko, dalam sebuah kepemimpinan emosi yang naik turun adalah hal biasa.
Baca: Soal Kejengkelan Jokowi pada Para Menteri, Fahri Hamzah: Presiden Mulai Frustasi
Terlebih dalam situasi kritis seperti sekarang ini, di mana Indonesia tengah menghadapi pandemi Covid-19.
Berdasar pengalaman yang pernah dilalui, Moeldoko merasa bisa mengenal intonasi dan gestur masing-masing pemimpin.
Satu di antaranya adalah Jokowi, yang sempat meluapkan kejengkelannya dihadapan para menteri dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, 18 Juni 2020 lalu.
Bagi Moeldoko, kemarahan Jokowi beberapa waktu lalu dirasa cukup tinggi selama menjadi orang nomor satu di Indonesia.
"Kepemimpinan naik turun itu biasa, apalagi dalam suasana kritis," tutur Moeldoko.
"Memang yang kemarin saya melihat cukup tinggi, ini menurut saya yang cukup tinggi," tambahnya.
Sebelum kemarahannya meluap, Jokowi ternyata sudah pernah mengingatkan para menteri terkait penanganan pandemi.
Pesan itu menurut Moeldoko sudah disampaikan Jokowi dengan keras dan tegas kepada para menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.
Jokowi meminta agar para menteri dapat melihat situasi saat ini dan melakukan penanganan dengan baik.
Baca: Komentari Jokowi Marahi Menteri, Amien Rais: Saya Kasihan Sekaligus Tertawa
Baca: Isu Reshuffle, PPP Percaya Presiden Jokowi Akan Jaga Keharmonisan dengan Parpol Koalisi
Moeldoko menyampaikan, Jokowi tak ingin para menteri melihat pandemi Covid-19 sebagai situasi yang biasa.
Maupun menyelesaikan masalah dengan menggunakan cara lama atau konvensional.
Bagi Jokowi, situasi yang dinilai luar biasa ini membutuhkan sebuah cara penyelesaian yang berbeda.
Dengan gaya kepemimpinan hingga strategi yang harus berbeda pula.
"Sebelumnya beliau juga keras mengatakan kepada para menterinya untuk melihat situasi ini dan harus bagaimana," terang Moeldoko.
"Jangan lagi melihat situasi ini situasi yang biasa, jangan lagi pendekatan pemecahan persoalannya gaya yang linier atau konvensional."
"Situasi yang extraordinary ini memerlukan leadership yang berbeda, metode strategi yang berbeda," lanjutnya.
Sehingga menurut Moeldoko wajar apabila Jokowi marah dihadapan menteri beberapa waktu lalu.
Karena presiden sendiri melihat bagaimana pertumbuhan ekonomi dunia di tengah pandemi Covid-19.
Dan Jokowi pun berharap para menteri sebagai pembantu kerja presiden bisa bekerja dengan keras untuk masyarakat Indonesia.
"Wajar, pemimpin marah adalah sesuatu yang wajar."
"Karena Jokowi melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sehingga situasi itu perlu ditransformasi pada pembantunya," jelas Moeldoko.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah menilai Jokowi seperti mulai frustasi melihat kinerja para menterinya dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Hal tersebut juga disampaikan dalam video yang diunggah di YouTube Najwa Shihab.
Fahri Hamzah menilai tidak bisa menganggap sederhana letupan yang disampaikan oleh Jokowi.
Karena pasti ada sesuatu yang lebih penting di balik dari ucapan-ucapan itu.
Bahkan Fahri Hamzah merasa Jokowi seperti sudah mulai frustasi dengan kinerja para menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.
Khususnya terkait dengan penanganan dalam pandemi Covid-19 di bidangnya masing-masing.
"Pasti ada sesuatu yang lebih besar yang harus kita temukan di balik letupan," terang Fahri Hamzah.
"Saya menggunakan istilah mendekati frustasi sebenarnya, saya menangkap frustasi," lanjutnya.
Baca: PKS Dukung Presiden Jokowi Marahi Menterinya Agar Bekerja Lebih Cepat
Baca: Hanura: Presiden Jokowi Tidak Boleh Tersandra Kabinet yang Tak Ada Kinerjanya
Dalam menyampaikan kejengkelannya, Jokowi meminta agar para menteri bisa menyamakan perasaan.
Agar bisa menyelesaikan permasalahan terkait pandemi Covid-19 dengan baik.
Dan berbagai lapisan masyarakat tidak terkena dampak yang lebih buruk lagi.
Jokowi menuturkan, diharapkan para menteri dapat menggunakan perasaannya dalam menghadapi suasana krisis Covid-19.
Fahri Hamzah pun menangkap seharusnya para menteri memang harus memiliki perasaan yang sama.
Namun sebelum itu, ada hal lain yang harus disamakan terlebih dahulu antara satu menteri dengan lainnya.
Yakni pemikiran, karena apabila sudah memiliki pola pikir yang sama maka perasaanpun akan mengikuti.
"Jadi kalau Pak Jokowi mengatakan perasaan yang sama, sebenarnya sebelum berperasaan yang sama harus berpikiran yang sama," ungkap Fahri Hamzah.
(Tribunnews.com/Febia Rosada)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.