Delapan Jenderal Calon Pengganti Kapolri Idham Azis, Siapa Saja Mereka?
8 nama muncul berdasarkan hasil pendataan dari figur-fitur yang sering disebut dalam bursa calon Kapolri di kalangan internal kepolisian.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai ada makna tersirat dari pernyataan Kapolri Idham Aziz yang meminta korps Bhayangkara menjaga soliditas agar mengurangi tensi panas perebutan pucuk pimpinan Polri.
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis akan memasuki masa pensiun pada Januari 2021 mendatang.
"Idham (Kapolri red) melihat bursa calon di internal kepolisian sudah mulai panas sehingga dia harus menyikapinya dan Idham sendiri sudah prepare terhadap dinamika ini meski masa jabatannya masih enam bulan lagi," kata Neta, Jumat (3/7/2020).
Neta mengakui hingga kini masih sulit untuk memprediksi kandidat calon pengganti Idham Aziz. Sebaliknya, ia memperkirakan nama-nama kuat pengganti Idham Aziz akan mengerucut pada November 2020 nanti.
"Sekarang sangat sulit memprediksi siapa yang paling kuat untuk menjadi Kapolri. Nama-nama itu akan mengkristal pada November dan saat itulah siapa calon kuat baru bisa diprediksi," jelasnya.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Idham meminta seluruh personel Polri tetap menjaga soliditas menjelang pergantian Kapolri pada 2021.
Idham Aziz mengingatkan tak boleh ada anggota yang memiliki mental SMS.
Baca: Bursa Calon Kapolri Diprediksi Mengerucut November 2020, Ini 8 Calon Terkuat
Baca: Anggota Komisi III DPR: Jangan Ada yang Bermanuver untuk Menduduki Kursi Kapolri
"Pada akhirnya sesuai dengan Presiden marilah kita jaga solidaritas internal kita dengan baik. Jangan SMS, senang melihat teman susah dan susah melihat teman senang," kata dia.
IPW, kata Neta telah mengeluarkan 8 daftar nama terkuat pengganti Idham Aziz.
Nama-nama itu muncul berdasarkan hasil pendataan dari figur-fitur yang sering disebut dalam bursa calon Kapolri di kalangan internal kepolisian.
"Kedelapan nama itu sering dijagokan kelompok atau alumninya. Yang menarik dari kedelapan nama itu tidak ada satu pun dari kubu BG (Budi Gunawan, Red). Hal ini disebabkan kader-kader bintang tiga dari kubu BG berada di luar polri," jelasnya.
"Biasanya sangat sulit bagi jenderal yang sudah bertugas di luar polri untuk masuk ke internal polri, apalagi untuk masuk bursa calon kapolri," sambungnya.
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PAN Sarifuddin Sudding mengatakan bursa calon Kapolri masih sangat cair.
Dimana masing-masing perwira tinggi dianggap memiliki peluang yang sama.