Presiden: Pendidikan Tinggi Memiliki Peran Agar Indonesia Keluar dari 'Middle Income Trap'
Peran Pendidikan tinggi dapat membantu Indonesia keluar dari negara berpenghasilan menengah menjadi negara berpenghasilan tinggi.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam kemajuan bangsa dan negara.
Hal itu disampaikan Presiden dalam pembukaan Forum Rektor Indonesia yang digelar secara virtual, Sabtu, (4/7/2020).
"Di sinilah posisi strategisnya pendidikan tinggi yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi mencetak generasi muda yang produktif dan kompetitif yang selalu berjuang untuk kemanusiaan dan kemajuan Indonesia," kata Presiden.
Peran Pendidikan tinggi dapat membantu Indonesia keluar dari negara berpenghasilan menengah menjadi negara berpenghasilan tinggi.
Baca: Status Naik Peringkat, Presiden: Indonesia Punya Potensi Menjadi Negara Berpenghasilan Tinggi
Banyak negara menurut Presiden terjebak puluhan tahun menjadi negera berpenghasilan menengah.
"Menjadi negara berpenghasilan tinggi bukanlah hal yang mudah banyak negara-negara dunia ke-3 yang sudah puluhan tahun bahkan mendekati 1 abad hanya berhenti pada negara berpendapatan menengah artinya mereka terjebak dalam middle income trap," katanya.
Pendidikan tinggi berperan dalam menciptakan satu dari tiga prasyarat agar Indonesia keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah yakni menghasilkan Sumber Daya Manusia yang unggul, inovatif dan kompetitif.
"Karena kita butuh infrastruktur yang efisien ini sudah mulai kita bangun, kita butuh cara kerja yang cepat, kompetitif dan berorientasi pada hasil, ini terus kita upayakan dan kita butuh SDM yang unggul yang produktif yang inovatif, yang kompetitif," katanya.
Oleh karena itu menurut Presiden agar Pendidikan tinggi mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencetak SDM yang kompetitif, perguruan tinggi harus mengembangkan cara-cara baru. Karena menurut Presiden kesempatan yang dimiliki Indonesia sekarang ini sangat sempit.
"Perlu saya tegaskan bahwa tugas mulia tersebut tidak bisa dikerjakan dengan cara biasa-biasa saja, kesempatan kita sangat sempit. Tidak bisa hanya dilakukan dengan rutinitas saja, tidak bisa dilakukan dengan cara biasa saja, apalagi hanya disibukkan dengan administrasi saja, tidak bisa. Kita harus berubah, kita harus mengembangkan cara-cara baru, mengembangkan strategi baru, yang smart short cut, yang out of the box," pungkasnya.