Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Enzo Zenz Allie Menangis Ceritakan Perjuangannya Masuk Akademi Militer: Ayah, Aku Rindu Padamu

Taruna Akademi Militer Enzo Zenz Allie tak kuasa menahan tangis karena bangga dan senang dirinya bisa diterima menjadi taruna di Akademi Militer

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Enzo Zenz Allie Menangis Ceritakan Perjuangannya Masuk Akademi Militer: Ayah, Aku Rindu Padamu
Capture Chanel Youtube TNI AD
Taruna Akademi Militer Enzo Zenz Allie 

"Pertama itu niat dari kecil ingin jadi tentara. Dan itu juga butuh persiapan sangat panjang. Saya mulai dari SMP kelas 3. Saya ikut latihan renang, atletik, tes psikologi. Sudah persiapan. Karena memang kalau buat Tentera Nasional Indonesia, menjadi Akmil, AAL, AAU itu dibutuhkan persiapan sangat panjang," kata Enzo.

Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Sisriadi pernah menjelaskan betapa ketatnya proses seleksi yang sudah dilalui Enzo sehingga dinyatakan lolos sebagai Taruna Akmil.

Hal itu karena setelah beritanya viral usai diwawancara Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, beredar postingan di media sosial yang mengaitkan Enzo dengan paham organisasi terlarang di Indonesia.

Baca: KSAD dan Ketua KPK Tanda Tangani Berita Acara Serah Terima Barang Rampasan Negara

Sisriadi menjelaskan, proses seleksi taruna Akademi Militer dilakukan bertingkat.

Mulai dari tingkat daerah berupa seleksi administrasi di Kodim.

Kemudian di tingkat Korem atau Kodam juga diadakan pengujian.

Sisriadi menjelaskan, ada sejumlah tes yang harus dilalui Enzo dan Taruna lainnya sehingga dapat lulus sebagai Taruna Akmil.

BERITA TERKAIT

"Pertama administrasi. Mulai dari umur dia tidak boleh kurang dari 18 tahun dan tidak boleh lebih dari 24 tahun. Lalu harus ada surat keterangan dokter yang menyatakan dia sehat. Itu harus lengkap dulu suratnya. Kemudian ada tes jasmani, ada tes psikologi, ada tes akademis, kemudian yang paling penting tes mental ideologi," kata Sisriadi ketika dihubungi Tribunnews.com lewat sambungan telepon, Rabu (7/8/2019).

Sisriadi menjelaskan, tes mental ideologi dilakukan karena TNI tidak ingin kemasukan orang-orang yang berideologi selain Pancasila.

Baca: Masker Canggih dan Mahal Istri KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa Viral, Ternyata Ini Kegunaannya

Khusus untuk tes mental ideologi, ia menjelaskan ada dua tes yang harus dilalui Enzo dan taruna lainnya.

"Khusus untuk tes mental ideologi. Cara menyeleksinya pertama dilakukan secara tertulis. Mereka menjawab puluhan pertanyaa secara tertulis. Setelah menjawab secara tertulis, maka di hari itu juga atau palimg lambat besoknya akan langsung dilakukan tes wawancara untuk pendalaman. Jadi dia akan ditanya apa yang dia tulis, dan ada juga daftar pertanyaan dari yang tidak tertulis. Untuk meyakinkan kalau si calon ini benar-benar Pancasilais. Tidak memiliki ideologi selain Pancasila," kata Sisriadi.

Ia pun menjelaskan setiap taruna harus menghadapi tiga orang penguji dalam tahapan tersebut.

"Dan yang menguji tidak hanya satu orang. Satu calon menghadapi tiga penguji sekaligus. Jadi kalau dia berbohong akan ketahuan oleh tiga penguji itu. Jadi wawancara dengan tiga orang itu biasanya bisa sampai dua jam. Kalau ada yang nyeleneh-nyeleneh bisa lebih lama itu. Apalagi kalau wajah dan fisiknya agak berbeda dengan orang Indonesia kebanyakan, bisa lebih lama pendalamannya," kata Sisriadi.

Sisriadi mengatakan tidak ada sistem yang sempurna.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas