Suhu Dingin di Indonesia, Pertanda Puncak Musim Kemarau Bulan Juli - Agustus 2020? Ini Penjelasannya
Akhir-akhir ini, cuaca dingin dirasakan warga di wilayah Indonesia, dikabarkan sebagai pertanda puncak musim kemarau tiba, yakni bulan Juli-Agustus.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Tiara Shelavie
Adapun sebagai informasi, sebagian wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau seperti yang diprediksi oleh BMKG.
Untuk itu, BMKG perlu menyampaikan beberapa poin penting terkait perkembangan musim kemarau di tahun 2020 ini, di antaranya:
1. Analisis BMKG hingga 20 Juni 2020 menunjukkan bahwa 51,2% wilayah Indonesia telah mengalami musim kemarau sedangkan sisanya masih mengalami musim hujan.
Wilayah yang telah memasuki musim kemarau meliputi pesisir timur Aceh, bagian barat Sumatra Utara, pantai timur Riau -Jambi, pesisir utara Banten, Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah bagian utara dan timur, sebagian besar Jawa Timur, sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat bagian selatan, Pesisir selatan Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara bagian utara, Pulau Buru dan Papua Barat bagian timur.
2. Musim kemarau ditandai oleh berkurangnya hari hujan dan rendahnya jumlah curah hujan yang terukur di permukaan.
Sebagian besar wilayah di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali dan Jawa Timur telah mengalami hari tanpa hujan berturut-turut (deret hari kering) berkisar antara 20 - 60 hari.
Sedangkan Sebagian besar wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Barat bagian Utara telah mengalami hari tanpa hujan berturut-turut berkisar antara 10 - 30 hari.
3. Umumnya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia pada pertengahan Juni 2020 berada pada kriteria "rendah" (0 - 50 mm/dasarian).
Curah hujan kriteria "menengah" (50-150 mm/dasarian) terjadi di Aceh bagian selatan, Riau, Lampung bagian selatan, Jawa Tengah bagian barat, Kalimantan Barat bagian barat laut, dan Maluku Utara. Curah hujan kategori "tinggi" (>150 mm/dasarian) terjadi di Sulawesi Tengah bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian utara, Pulau Seram bagian barat, Papua Barat bagian barat dan Papua bagian tengah khususnya di sekitar Timika.
4. Dibandingkan dengan curah hujan normalnya (rata-rata iklim 1981-2010) pada bulan Juni, 50% dari wilayah-wilayah tersebut menunjukkan kondisi Atas Normal (lebih basah dari biasanya).
Sedangkan 30% wilayah yang lebih kering (Bawah Normal) terjadi di Sumatra Utara bag tengah, Jawa Barat bag tengah, Jawa Tengah bag tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah bag utara, Papua Barat bag timur, Jayapura dan Papua bag utara dan tengah.
5. Prediksi curah hujan pada akhir Juni hingga pertengahan Juli 2020 umumnya akan berada pada kisaran kriteria rendah (0 - 50 mm/dasarian) hingga menengah (50 - 150 mm/dasarian) di sebagian besar wilayah.
Potensi curah hujan rendah (70%. Sementara itu, potensi curah hujan rendah di Jawa (kecuali Banten), Bali, NTB, NTT, sebagian Sulawesi Selatan bagian selatan dan Papua bagian selatan di sekitar Merauke memiliki peluang > 90%.
6. Hasil monitoring indikator anomali iklim Samudera Pasifik yaitu suhu muka laut wilayah indikator ENSO (Nino 3.4) sampai dengan pertengahan Juni dalam kondisi Netral (fluktuasi suhu muka laut tidak menyimpang lebih dari 0,5°C dari rata rata normal klimatologisnya).