ABK Long Xing 629 Ungkap Eksploitasi Selama Melaut: Makanan Kedaluwarsa dan Minum Air Laut
RF juga menyebut minuman yang tersedia bagi para ABK sebagai pelepas dahaga bukan berupa air kemasan
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - RF, warga negara Indonesia yang sempat menjadi anak buah kapal (ABK) Long Xing 629 China, mengungkap eksploitasi dan kekerasan yang diterimanya selama melaut.
Salah satunya terkait pemberian makanan kepada para ABK. RF mengaku para ABK tidak diperlakukan seperti manusia karena diberi makanan yang sudah kedaluwarsa atau expired.
RF mengatakan para ABK tidak bisa santai dalam menyantap makanan. Pasalnya mereka hanya diberi waktu selama 15 menit sebelum kemudian bekerja kembali.
Baca: Kepala BP2MI Ungkap Ada 415 Aduan Eksploitasi ABK yang Belum Tertangani Sepanjang 2018-2020
"Setiap 6 jam kami makan cuma dikasih waktu 15 menit. Di atas kapal, kami diperlakukan seperti bukan manusia. Diberi makan tapi makanannya sudah expired," ujar RF, dalam webinar 'Pencarian Keadilan Korban Perdagangan Orang di Kapal Ikan Asing', Selasa (28/7/2020).
RF juga menyebut minuman yang tersedia bagi para ABK sebagai pelepas dahaga bukan berupa air kemasan, melainkan air laut yang disuling.
Menurutnya saat mengkonsumsi air tersebut, RF kerap merasa dadanya terasa sesak. Bahkan ada rekannya sesama ABK yang jatuh sakit karenanya.
"Minumnya juga dari air laut yang disuling, dan itu bau besi. Sampai-sampai dada seperti sesak karena minum itu, anak-anak juga merasakan. Yang imunnya kurang pada jatuh sakit," jelasnya.
Baca: Kasus Kekerasan terhadap ABK WNI, 1 Supervisor di Kapal Tiongkok Jadi Tersangka
Eksploitasi ini semakin terasa karena isi lemari pendingin ABK berbeda dengan para awak petinggi kapal. RF menceritakan lemari pendingin ABK hanya berisi ayam dan makanan ikan yang digunakan untuk memancing, yang mana keduanya telah kedaluwarsa.
Sementara lemari pendingin awak petinggi kapal berisi minuman kemasan hingga sayuran. Bahkan stok di lemari pendingin tersebut tergolong melimpah.
Menurut RF, makanan layak yang ada di lemari pendingin tersebut tak pernah dibagi kepada para ABK. Namun pernah ada pengecualian ketika ABK tengah sakit.
"Kalau mereka (awak petinggi kapal) makanannya enak, sayurannya enak. Minumannya kemasan dan stok di freezer banyak banget. Kami nggak pernah dikasih, sekalipun dikasih (cuma) untuk ABK yang sakit, saat kerja," tandasnya.