Kelurahan Mangunharjo Kembangan Ekonomi Warga Berbasis Kelestarian Pesisir
Sugiarti, Lurah Mangunharjo mengungkapkan kerusakan wilayah pesisir yang disebabkan oleh abrasi mencapai 150 hektare.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aspek sosial dan ekonomi menjadi hal penting dalam pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu. Pemerintah Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), didukung PT Djarum menggelar lokakarya pelestarian lingkungan pesisir pantai yang digelar Rabu (29/7/2020).
Sejak tahun 1997, tingkat abrasi di wilayah Kelurahan Mangunharjo sangat tinggi.
Sugiarti, Lurah Mangunharjo mengungkapkan kerusakan wilayah pesisir yang disebabkan oleh abrasi mencapai 150 hektare.
"Bahkan merambah sepanjang 3,5 kilometer ke arah pemukiman warga," kata Sugiarto.
Acara ini digelar Pemerintah Kelurahan Mangunharjo bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) ini merupakan bagian dari tahapan program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA).
MERA merupakan platfom nasional multi pemangku kepentingan, yang digagas YKAN bersama para mitra, untuk mencapai tujuan menyeluruh selama 5 tahun.
Direktur Program MERA Muhammad Imran Amin mengatakan kegiatan ini untuk mengurangi kerentanan masyarakat pesisir, menjaga sumber daya dan aset alam, serta dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan berbasis kajian ilmiah.
Restorasi kawasan mangrove di Kelurahan Mangunharjo ini menjadi salah satu fokus program MERA sejak September 2019.
“Salah satu tujuan pengelolaan pesisir terpadu melalui program MERA di Kelurahan Mangunharjo adalah mendukung strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui kegiatan ekonomi berbasis konservasi," kata Imran Amin.
Ia berujar, jika dikelola dengan cara efektif dan berkelanjutan, mangrove dapat memberikan sumber pendapatan, perlindungan, serta berkontribusi pada ketahanan pangan dan sosial. Ekosistem mangrove yang sehat mendukung produktivitas perikanan.
Tindakan mitigasi yang dilakukan oleh masyarakat setempat adalah dengan melakukan penanaman mangrove di sekitar bibir pantai.
Penanaman mangrove tersebut dapat mencegah abrasi karena mangrove memiliki akar yang efisien dalam melindungi tanah pesisir, sehingga dapat menjadi perlindungan pengikisan tanah akibat air.
Buah kerja keras masyarakat Kelurahan Mangunharjo pun membuahkan hasil.
Kawasan hutan mangrove di wilayah Kelurahan Mangunharjo kini menjadi paling luas serta paling bagus kondisinya, jika dibandingkan dengan kawasan hutan mangrove lainnya di Kota Semarang.
Luasnya mencapai 62,83 hektare, sedangkan total luas mangrove di Kota Semarang adalah 268,76 hektare.
Baca: 4 Tempat Wisata di Bangka yang Hadirkan Pesona Hutan Mangrove
Penanaman mangrove menjadi upaya penting yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi ekologi hutan mangrove, tetapi bukanlah satu-satunya faktor.
Dibutuhkan pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu yang memperhatikan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi untuk mengembalikan fungsi hutan mangrove secara alami, sekaligus meningkatkan penghidupan masyarakat setempat.
Baca: Abrasi Pantai Rusak Enam Rumah, Warga Kawasan Pesisir Pidie Aceh Terpaksa Mengungsi ke Tetangga
Upaya pelestarian ekosistem mangrove dan pengelolaan pesisir terpadu di Kelurahan Mangunharjo ini juga menjadi perhatian bagi PT Djarum yang tergabung dalam aliansi MERA.
Director of Strategy and Sustainable Development PT Djarum Jemmy Cahyadi mengatakan pihaknya merasa terpanggil untuk mendukung program ini, untuk melindungi lingkungan.
“Kami merasa terpanggil untuk mendukung pelestarian mangrove dan pengelolaan pesisir terpadu termasuk di Kelurahan Mangunharjo karena ini sebagai bentuk tanggung jawab kita terhadap lingkungan, bumi tempat kita hidup, serta tanggung jawab kepada generasi penerus kita," katanya.