Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teks Naskah Khotbah Idul Adha 2020: Kurban dan Pengurbanan di Masa Pandemi Covid-19

Contoh teks naskah khotbah Idul Adha 2020 berjudul Kurban dan Pengurbanan di Masa Pandemi Covid-19 yang ditulis Wakil Ketua Umum MUI Sumatera Utara.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Teks Naskah Khotbah Idul Adha 2020: Kurban dan Pengurbanan di Masa Pandemi Covid-19
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Khotib menyampaikan Khutbah dengan memakai masker di Masjid Nasional Al Akbar, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (27/3/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Idul Adha 1441 H akan dirayakan umat Islam pada Jumat (31/7/2020) besok.

Perayaan hari raya kurban ini akan diawali pelaksanaan shalat Idul Adha pada pagi hari.

Adapun tata cara shalat Idul Adha sama seperti shalat Idul Fitri atau shalat Idul Adha pada hari-hari normal.

Termasuk pembacaan khotbah bila shalat Idul Adha dilakukan secara berjemaah.

Berikut contoh naskah khotbah Idul Adha 1441 H yang dapat Anda bacakan setelah shalat Idul Adha.

Naskah khotbah Idul Adha 2020 berjudul Kurban dan Pengurbanan di Masa Pandemi Covid-19 ini ditulis Wakil Ketua Umum MUI Sumatera Utara, Dr H Maratua Simanjuntak.

Baca: Naskah Khotbah Idul Adha 2020/1441 H Berjudul: Semangat Kurban Semangat Melawan Covid-19

Baca: Contoh Teks Naskah Khutbah Idul Adha 2020: Idul Adha dalam Kondisi Pandemi Covid-19

Baca: Teks Naskah Khutbah Idul Adha 2020: Syariah Kurban

Wakil Ketua Umum MUI Sumatera Utara, Dr H Maratua Simanjuntak.
Wakil Ketua Umum MUI Sumatera Utara, Dr H Maratua Simanjuntak. (DOKUMEN TRIBUN MEDAN)

Kurban dan Pengurbanan di Masa Pandemi Covid-19

Berita Rekomendasi

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. Hadirin dan hadirat jemaah shaalt Idul Adha rohimakumullah.

Alhamdulillah kita syukuri nikmat pemberian Allah baik nikmat hidup, nikmat iman dan ketenteraman batin serta nikmat kemerdekaan yang memungkinkan kita berjamaah shalat Idul Adha di pagi hari ini.

Bulan Syawal yang lalu kita bergembira selepas menunaikan ibadah puasa satu bulan. Namun kita sedih karena hal yang biasanya berkumpul dengan keluarga jauh dan dekat tidak terwujud.

Keluarga jauh tidak pulang kampung. Keluarga dekat pun bersilaturahmi terbatas. Tidak ada acara halal bi halal, open house, kunjung mengunjungi berkurang, berbeda dengan tahun sebelumnya.

Itu semua akibat dari mewabahnya pandemi covid-19 sejak Maret 2020 di negara kita. Hari ini juga kita melakukan shalat Idul Adha bersama calon-calon jemaah haji tahun 2020 yang tidak jadi berangkat haji ke tanah suci Makkah dan Madinah karena haji Indonesia tahun ini tidak diberangkatkan.

Betapa duka citanya perasaan calon jamaah haji tahun ini yang batal berangkat melaksanakan ibadah haji karena akibat pandemi covid-19 yang melanda dunia terutama Saudi Arabia, khususnya Makkah dan Madinah.

Jemaah haji tahun ini belum dapat memenuhi seruan untuk melaksanakan ibadah haji sesuai firman Allah pada surah Al-Haj ayat 27:

بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ

"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh."

Virus corona merupakan musibah dunia yang mengakibatkan banyak manusia meninggal dunia dengan pengurusan fardu kifayah yang tidak seperti biasa.

Akibat virus covid-19 ini juga membuat silaturahmi tidak ramah karena menghindari salaman dengan berjabat tangan, mengurangi kesempatan shalat  berjemaah termasuk shalat Jumat di beberapa tempat ditiadakan, belajar tatap muka di sekolah diganti dengan belajar dari jarak jauh.

Pesantren pun sempat ditutup. Di sisi lain banyak saudara kita yang di-PHK sehingga menjadi pengangguran.

Kaum muslimin muslimat rahimakumullah.

Berbagai macam pristiwa yang merupakan musibah dunia khususnya di Indonesia adalah merupakan takdir Tuhan.

Sebagaimana dinyatakan dalam Firman Allah:

وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ

"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)."

Demikian juga firman Allah pada surah Alhijir ayat 4:

وَمَآ اَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ اِلَّا وَلَهَا كِتَابٌ مَّعْلُوْمٌ

"Dan Kami tidak membinasakan suatu negeri, melainkan sudah ada ketentuan yang ditetapkan baginya."

Allahu Akbar 3X walillahil hamd

Dari dua ayat di atas mengingatkan kita, Covid- 19 ini pun adalah takdir Tuhan yang tidak terlepas dari akibat kelalaian kita umat Islam yang telah melalaikan kewajiban.

Malah di sana sini muncul kemaksiatan, pendangkalan akidah, penodaan agama, korupsi, durhaka kepada orang tua, tidak mensyukuri nikmat kiranya sadari betapa nikmat Tuhan yang tidak kita syukuri, maka bertobat, shalat, dan berkurbanlah.

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).

اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).

Banyak pengorbanan diperlukan dalam masa pandemi Covid-19 ini. Apakah itu pengorbanan batin maupun pengorbanan zahir.

Mengingatkan kita kepada pengorbanan Nabi Ibrahim, putranya Ismail serta istrinya Siti Hajar.

Ismail rela akan disembelih sebagai kurban dan istrinya siti Hajar ditinggalkan Nabi Ibrahim di lembah yang tandus tanpa bekal dan teman, rela
karena taat kepada suami dan taat kepada Allah SWT.

Firman Allah SWT QS. Ash-Shoffat ayat 102:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."

Ketakwaan , kepasrahan, ketaatan, dan keikhlasan Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail untuk berkurban dan berbakti kepada Allah SWT sungguh merupakan perpaduan yang indah dan patut diteladani.

Baik dalam fungsi sebagai ayah, ibu maupun anak, merekalah keluarga yang ideal yang patut kita tiru.

Ibadah kurban bukanlah sekedar penyembelihan hewan kurban tanpa nilai rohani, dengan kemantapan iman serta penuh kepasrahan dan ketabahan dalam menghadapi musibah.

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ

"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu."

Mari kita jadikan momentum hari raya kurban ini.

Kita menyembelih hewan kurban sebagai bukti keimanan kita menyembelih hewan kurban sebagai bukti keimanan kita dan sekaligus memberi manfaat bagi penerima daging kurban yang ditimpa pandemi Covid-19.

Melalui ibadah kurban kita perkuat hubungan emosional umat dan dengan pengorbanan kita bantu kesejahteraan umat yang kehilangan pekerjaan, kehilangan ketersediaan pangan dan turut serta mengambil bagian memutus mata rantai Covid-19.

Semoga virus corona meninggalkan kita, negara kita atas doa dan pengorbanan kita semua. Amin.

KHUTBAH II

Selengkapnya, Anda dapat menyimak contoh teks naskah khotbah Idul Adha 2020 lainnya di sini.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas