Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cegah Kepunahan, Sepasang Owa Jawa Masuk Habituasi di Lereng Gunung Puntang

"Di kandang habituasi, Owa Jawa akan diberikan makan-makanan yang tumbuh di hutan Gunung Puntang," katanya

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Cegah Kepunahan, Sepasang Owa Jawa Masuk Habituasi di Lereng Gunung Puntang
TRIBUN JABAR/BUKBIS CANDRA ISMET BEY
Seekor Owa atau Hylobates Moloch Jawa bertengger bersama anaknya di salah satu kandang di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa The Aspinall Foundation, kawasan hutan lindung Gunung Tikukur, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Minggu (31/12016). Berdasarkan data sensus terakhir pada 2013 diketahui bahwa populasi Owa Jawa di alam berkisar antara 2.140 sampai 5.310 ekor dengan tingkat ancaman kepunahan tinggi. Jumlah Owa Jawa terus berkurang tiap tahun akibat aktivitas perusakan hutan dan perburuan liar. Selain itu, sifat alamiah Owa Jawa yang bersifat monogami dan hanya melahirkan satu bayi tiap tiga tahun, makin mengancam keberadaanya. TRIBUN JABAR/BUKBIS CANDRA ISMET BEY 

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Sepasang Owa Jawa bernama Ukong dan Gomeh kini berada di kawasan Wahana Wisata Gunung Puntang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Primata dengan nama latin Hylobates Moloch itu sebelumnya berada di kandang rehabilitasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) di Lido.

Baca: Repatriasi 91 Satwa Endemik Indonesia dari Filipina

Habituasi Ukong dan Gomeh merupakan bagian dari kegiatan konservasi Owa Jawa di wilayah Gunung Puntang hasil kerja sama PT Pertamina EP dengan Yayasan Owa Jawa yang telah dilakukan sejak 2013.

Habituasi adalah proses mengajarkan Owa Jawa beradaptasi sebelum dilepas ke habitat aslinya atau alam liar.

Adapun lokasi kandang habituasi di lereng Gunung Puntang ini ada di tiga tempat yakni, Kandang Cisaat, Kandang Haruman dan Kandang Nangsi.

"Di kandang habituasi, Owa Jawa akan diberikan makan-makanan yang tumbuh di hutan Gunung Puntang. Owa juga akan beradaptasi dengan ketinggian serta suhu udara,” ujar Dokter Hewan Pristiani Nurantika dari Javan Gibbon Centre dalam keterangan tertulisnya, di Bogor, Sabtu (1/8/2020).

Pristiani mengatakan Ukong dan Gomeh akan berada di kandang habituasi Gunung Puntang sekitar empat bulan dimulai sejak lima hari yang lalu Selasa (28/7/2020).

Berita Rekomendasi

Berdasarkan evaluasi selama itu, kata dia, bertujuan untuk melihat peningkatan perilaku apakah sudah mendekati Owa liar.

“Itu yang menjadi alasan kuat untuk melanjutkan mereka ke tahap berikutnya, yaitu lepas liar," ujar dia.

Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Bogor Dadang Suryana menambahkan bahwa jika habituasi sukses, proses selanjutnya bisa dilanjutkan dengan pelepasliaran.

Upaya pelestarian harus terus dilakukan pengawasan selama satu tahun untuk memastikan Owa Jawa berhasil bertahan hidup dan berkembang di alam setelah dilepasliarankan.

"Ini hal yang penting. Sebenarnya, program reintroduksi Owa Jawa tidak selesai saat habituasi lalu pelepasliaran. Setelah itu, dan ini yang terpenting, adalah memastikan mereka berkembang biak, tidak diburu, hutan tidak dirambah manusia untuk perkebunan dan perumahan,” ungkap Dadang.


Dia menjelaskan, Owa Jawa memiliki peran penting di ekosistem alam.

Mereka akan menyebarkan biji-bijian dari buah yang mereka makan, dan secara tidak langsung menjaga kelestarian hutan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas