Kemungkinan Pakai Vaksin Covid-19 yang Diproduksi Lebih Cepat Ketimbang Sinovac, Ini Kata Pemerintah
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah terus berupaya menemukan vaksin covid-19 yang aman dan efektif.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah terus berupaya menemukan vaksin covid-19 yang aman dan efektif.
Pernyataan Wiku tersebut merespon pertanyaan kemungkinan adanya vaksin lain yang lebih cepat ditemukan selain vaksin yang dikembangkan Bio Farma bekerjasama dengan Sinovac.
"Tentunya kita akan mencari yang terbaik dan tercepat, tapi yang disebut itu harus aman dan efektif bagi seluruh masyarakat Indonesia," kata Wiku di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (11/8/2020).
Hanya saja dalam mencari Vaksin Covid-19 yang dilihat saat ini bukan hanya kecepatannya saja melainkan proses pengembangan dan keefektifannya melawan virus Corona atau SARS-CoV-2.
Baca: Putin Klaim Rusia Jadi Negara Pertama di Dunia Produksi Vaksin Covid-19
"Dan proses itu selalu diperhatikan oleh pemerintah untuk memastikan keamanan dan keefektifan vaksin tersebut,"
Menurut Wiku, pemerintah memilih bekerja sama dengan Sinovac dalam mengembangkan vaksin yang kini sudah masuk pada uji klinik fase III. Pemerintah tidak bisa mengandalkan pengembangan vaksin di negara lain, karena pasti akan memprioritaskan warga negaranya terlebih dahulu.
Baca: Alasan Wilayah Zona Merah dan Oranye Belum Bisa Buka Sekolah Tatap Muka
"Seluruh dunia berlomba untuk bisa melindungi bangsanya dan rakyatnya. Salah satunya dengan vaksin. Maka dari itu pemerintah Indonesia juga mengupayakan hal tersebut, dan pada saat ini Sinovac yang berkonsorsium dengan Bio Farma, adalah perusahaan atau pihak yang memiliki kandidat vaksin yang paling maju," katanya.
Untuk diketahui pemerintah menjalin kerjasama dengan Sinovac, Tiongkok dalam mengembangkan vaksin yang kini sudah masuk uji klinik fase III. Uji klinik sudah dilakukan per hari ini di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran.
Telah ada 1020 nama dalam data base relawan yang akan diseleksi untuk memastikan keamanan dan kondisi kesehatan relawan. Total uji klinik membutuhkan 1620 relawan.
Bila uji klinik berhasil maka pada Januari 2020 vaksin akan mulai diproduksi masal oleh PT Bio Farma.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.