Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesan Amien Rais ke Jokowi: Presiden Tidak Boleh Terjebak pada Mental Koncoisme

Mantan Ketua MPR RI Amien Rais memberikan pesan khusus untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) jelang HUT ke-75 RI.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pesan Amien Rais ke Jokowi: Presiden Tidak Boleh Terjebak pada Mental Koncoisme
Channel YouTube Refly Harun/Sekretariat Presiden
Kolase Foto Amien Rais (kiri) melalui channel YouTube Refly Harun yang tayang pada Kamis (21/5/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua MPR RI Amien Rais memberikan pesan khusus untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) jelang HUT ke-75 RI.

Melalui video yang dipostingnya di akun Instagramnya @amienraisofficial, Amien Rais mengingatkan Jokowi untuk tidak terjebak dalam politik "koncoisme" dalam memimpin negara ini.




Karena menurut dia, politik koncoisme adalah bagian dari politik partisan yang bisa membawa bangsa ini ke arah perpecahan.

Baca: Setelah PAN Resmi Dukung Gibran, Amien Rais Singgung Oligarki Politik hingga Kritik Jokowi

"Politik partisan semacam ini tidak bisa tidak, cepat atau lambat membelah bangsa Indonesia. Tidak boleh seorang presiden terjebak pada mentalitas koncoisme," ujar Amien Rais.

Dia melihat, demokrasi di era kepemimpinan Presiden Jokowi, sejak menjadi Presiden pada 2014-2019 hingga saat ini, perkembangan politik nasional semakin jauh dari spirit demokrasi.

"Perkembangan politik nasional bukan semakin demokratis, tetapi malahan kian jauh dari demokrasi. Tidak berlebihan bila saya katakan hasil pembangunan politik di masa Pak Jokowi telah memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," jelasnya.

Baca: Amien Rais Curhat Sudah Dipecat Dari PAN, Eddy Soeparno: Tak Ada Yang Berani

BERITA TERKAIT

Dia mencotohkan, ketika Jokowi tidak memilih tidak menemui perwakilan dari kelompok pengunjuk rasa damai di depan Istana Merdeka, pada 4 November 2016 lalu.

Ketika itu massa yang tergabung dalam GNPF-MUI berunjuk rasa mendesak mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dipenjara karena menista agama.

Tiga utusan pengunjuk rasa ingin bertemu Jokowi. Tapi hingga sore hari, Jokowi tak kunjung menemui mereka. Saat itu Jokowi melakuian sidak ke Bandara Soekarno-Hatta.

Sampai saat ini kata dia, penyakit partisan itu masih tetap menjadi pegangan rezim Jokowi dalam menghadapi umat Islam yang kritis terhadap kekuasaannya.

"Para buzzer dan para jubir Istana di berbagai diskusi atau acara di banyak stasiun televisi semakin menambah kecurigaan banyak kalangan terhadap politik Jokowi yang beresensi politik belah bambu, menginjak sebagian dan mengangkat sebagian yang lain," ucapnya.

Ia menyadari tidak ada satu analisa atau gagasan apa saja yang tidak menunjukkan sikap pro dan kontra.

Baca: Sekjen PAN: Tidak Mungkin Ada yang Berani untuk Memberhentikan Amien Rais

Untuk itu dia siap menerima kritik, koreksi dan bantahan serta masukan lain terkait apa yang ia sampaikan.

Bahkan dengan senang hati, dia ingin melakukan diskusi terbuka bukan debat terbuka dengan siapapun tentang apa yang dikemukakannya secara terbuka ini.

"Saya sadar tidak ada satu analisa atau gagasan apa saja yang tidak menunjukkan sikap pro dan kontra. Saya siap menerima kritik, koreksi dan bantahan serta masukan lain bahkan dengan senang hati saya ingin melakukan diskusi terbuka bukan debat terbuka dengan siapapun tentang apa yang saya kemukakan secara terbuka ini," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas