Ganjar Pranowo, Kian Moncer di Tengah Pandemi (1): Tidak GR saat Namanya Selalu Masuk Bursa Capres
Saya tidak tahu apa yang dirasakan masyarakat sehingga ketika dilakukan survei kok nama saya muncul. Buat saya biasa saja, tidak ada urusannya.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
Sehingga ada pengamat yang bilang, ini insentif buat kepala daerah. Sebenernya tidak juga. Jawa Tengah juga tidak hebat-hebat banget dalam menangani pandemic Covid-19. Gubernurnya juga tidak keren.
Namun followers saya nambah, di YouTube juga bertambah. Orang-orang bilang menjadi subscriber akun Youtube saya.
Kolega Anda di PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko (mantan anggota DPR) selalu mempromosikan Anda. Terlihat Budiman nge-fans pada Anda.
Kebalik, saya itu yang fans sama Budiman. Budiman itu, maaf ya, betul-betul from nothing to something. Dia orang yang berani demo, berani melawan arus besar pada era sebelum reformasi.
Baca: Trio Macan Dimarahi Ganjar Pranowo di Markas Tribun: Pakai Dulu Maskernya
Budiman kemudian dipenjara. Ia dibela oleh kelompok intelektual, dipromosikan banyak orang sehingga bisa bergelar master. Dia orang pergerakan.
Jawa Tengah menduduki ranking 5 penyebaran Covid-19, apa yang Anda rasakan memimpin periode ke-2 ketika ada pandemi?
Ini tanggung jawab terberat saya selama saya menjalani aktivitas politik. Ini berat betul.
Jawa sebagai sebuah pulau yang wilayahnya terhubung satu sama lain nggak mungkin saya mengatakan, ohh tempat saya yang paling bagus. Artinya, proses penularan kemungkinan akan terus terjadi.
Yang perlu dipersiapkan adalah mental, pencegahan, dan bagaimana menghadapi semua ini. Berat memang menghadapi persoalan ini, sehingga pemimpin yang ikhlas, mau gelosoran (bekerja sangat keras), dan harus berani mengambil risiko.
Bagaimana Anda meyakinkan orang bahwa Covid-19 benar-benar ada dan bukan sebuah konspirasi?
Saya menggunakan banyak media untuk berkomunikasi. Sepeda-an (gowes) saya jadikan sebagai medium. Setiap saya sepeda-an, saya datang, untuk mengedukasi.
Pernah mendengar sendiri warga tak percaya pada Covid-19?
Wah banyak. Ada warga desa bilang, itu kan penyakitnya orang kota, Pak, tidak ada di desa. Saya bawa masker dan langsung kami bagikan.
Mengapa terkadang saya minta kegiatan itu didokumentasikan, karena saya pakai untuk edukasi. Saat bersepeda saya manfaatkan untuk bertemu langsung dengan warga.
Baca: Sidak Sungai Bengawan Solo, Ganjar Temukan Pipa Siluman dan Bangkai Babi
Ada yang percaya (Covid-19 benar ada), ada yang tidak percaya. Ada yang takut banget, namun ada yang cuek. Makanya kami edukasi, saya angkat ke media sosial.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.