Polemik Penghargaan bagi Fahri Hamzah-Fadli Zon, Demokrat: Mereka Belum Luar Biasa di Republik Ini
Pemberian bintang tanda jasa kepada dua politikus, Fahri Hamzah dan Fadli Zon menuai kontroversi publik.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pemberian bintang tanda jasa kepada dua politikus, Fahri Hamzah dan Fadli Zon menuai kontroversi publik.
Diketahui, Presiden Jokowi menganugerahi bintang tanda jasa dan tanda kehormatan Republik Indonesia kepada 53 orang dalam sebuah acara di Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/8/2020).
Penganugerahan bintang tanda jasa dan tanda kehormatan itu dilaksanakan dalam rangka memperiganti Hari Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia.
Tokoh yang mendapatkan penghargaan tersebut diantaranya yakni Wakkil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah dan politikus Partai Gerindra Fadli Zon.
Kedua politikus yang kerap mengkritik kinerja Jokowi tersebut mendapatkan Bintang Mahaputra Nararya.
Namun, ternyata pemberian penghargaan itu justru menuai komentar dari banyak pihak.
Satu di antaranya adalah politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Menurut Ferdinand, Bintang Mahaputra adalah sebuah penghargaan yang sangat besar dan terhormat.
Ia mengatakan, jika dari mekanisme aturannya, pemberian Bintang Mahaputra Nararya kepada Fahri dan Fadli memang tidak ada yang salah.
Namun, jika dilihat dari sudut pandang kepatutan, menurut Ferdinand hal itu perlu dipertanyakan.
Tanggapan itu disampaikan Ferdinand dalam acara Dua Sisi yang kemudian diunggah di kanal YouTube Talk Show TVOne, Kamis (13/8/2020).
Baca: Jokowi Jawab Pro Kontra Bintang Tanda Jasa untuk Fahri Hamzah dan Fadli Zon: Inilah Negara Demokrasi
"Tapi kalau kita melihat dari sudut pandang kepatutan, pengabdian apa sih yang sudah dilakukan sehingga harus layak menerima Bintang Mahaputra yang sangat besar ini."
"Ini kan penghargaan tertinggi bagi seorang sipil ya, bintang paling tinggi. Itu yang kita pertanyakan."
"Apa sih yang sebetulnya sudah dilakukan oleh Bang Fahri sama Bang Fadli sehingga diganjar dengan Bintang Mahaputra," paparnya.