Anggota DPR Desak Pembelajaran Tatap Muka Dihentikan: Pertaruhannya Sangat Mahal
Netty meminta pemerintah menghentikan pembelajaran tatap muka hingga keadaan aman.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Klaster baru yang muncul akibat dibukanya pembelajaran tatap muka bagi sekolah di zona hijau dan kuning membuat prihatin anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher.
Netty meminta pemerintah menghentikan pembelajaran tatap muka hingga keadaan aman.
"Hentikan pembelajaran tatap muka hingga keadaan benar-benar aman berdasarkan evaluasi komprehensif. Pemerintah jangan bereksperimen dalam penanganan Covid-19. Taruhannya sangat mahal," ujar Netty, kepada Tribunnews.com, Sabtu (15/8/2020).
Baca: Belajar Tatap Muka di Tiga SMP Dihentikan Sementara, Ada Positif Corona di Padang Panjang
Ketua Tim Covid-19 Fraksi PKS DPR RI itu menyarankan pemerintah mengambil pelajaran dari Vietnam, Selandia Baru dan Korsel.
Ketiga negara itu kembali menutup sekolah setelah kurva Covid-19 makin meningkat.
"Bukan hanya pusat perbelanjaan dan area publik, sekolah dan pesantren harus menjadi perhatian utama dalam proses pencegahan dan transmisi virus," kata dia.
Opsi selanjutnya adalah kembali pada pendidikan jarak jauh.
Namun demi memenuhi kompetensi siswa dalam pendidikan jarak jauh, Netty menawarkan solusi bagi pemerintah.
Yakni dengan menetapkan kurikulum darurat yang mengakomodir keragaman kondisi sarana prasarana pendidikan jarak jauh di setiap wilayah.
Baca: Menag Fachrul Razi Izinkan Madrasah Gelar Belajar Tatap Muka
"Perlu juga dipikirkan adanya stimulus berupa perangkat pendidikan jarak jauh bagi daerah dan masyarakat yang membutuhkan, serta stimulus program pendampingan belajar siswa berbasis masyarakat," imbuhnya.
Lebih lanjut politikus PKS tersebut berharap pemerintah dapat melibatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan proses pendidikan selama pandemi.
"Bagus kan jika menjadi gerakan bersama masyarakat. Ini tanggung jawab negara dan seluruh elemen bangsa untuk masa depan generasi kita," pungkas Netty.