Indonesia Dinilai Harus Punya Marketplace Khusus Pekerja Migran
akses perbankan ini masih menjadi permasalahan utama bagi sebagian besar pekerja migran Indonesia.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku dan pegiat usaha penempatan pekerja migran Ahmad Faisol berpendapat Indonesia harus segera memiliki pasar digital (marketplace) khusus bagi semua kebutuhan pekerja migran Indonesia.
Sebab menurut dia, di tengah kian banyak dan kian luasnya penempatan pekerja migran Indonesia di seluruh dunia, pasar digital (marketplace) yang menyediakan seluruh keperluan pekerja migran praktis menjadi kebutuhan.
"Ini sudah waktunya. 75 tahun kemerdekaan ini harusnya menjadi momentum bagi kita untuk menyelesaikan dan membantu masalah-masalah pekerja migran Indonesia," kata Ahmad Faisol kepada wartawan, Minggu (16/8/2020).
Ahmad Faisol pun menyatakan niat tersebut bukan sekedar angan-angan belaka.
Sejumlah investor sudah berniat membantunya mewujudkan pembuatan marketplace tersebut.
Mantan TKI (Pekerja Migran) ini mengatakan marketplace tersebut nantinya juga akan berfungsi untuk menghubungkan para pekerja migran dengan akses perbankan dan seluruh lembaga keuangan yang lain.
Sebab akses perbankan ini masih menjadi permasalahan utama bagi sebagian besar pekerja migran Indonesia.
"Jadi tidak boleh ada cerita lagi soal pekerja migran yang tidak punya rekening dan kesulitan mengirimkan pendapatannya untuk keluarga di halaman," ujarnya.
Meski demikian, Ahmad Faisol mengaku pembuatan market place ini masih dalam proses penyelesaian.
Dia belum bisa memastikan kapan market place ini akan diluncurkan.
Menurut data BP2MI, sepanjang 2017 - 2019, terdapat 823 ribu pekerja migran Indonesia yang sudah ditempatkan pada 25 negara tujuan.
Aktivitas penempatan pekerja migran tersebut melibatkan ratusan perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI).