Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Kami Memang Sakit Hati, Rakyat Banyak tidak Bekerja, Pengangguran Meningkat, TKA Banyak yang Masuk'

Pihak-pihak yang tidak sependapat dengan KAMI agar menyampaikan pendapatnya secara ilmiah, bukan malah mencari sesuatu yang tidak membangun bangsa.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Dewi Agustina
zoom-in 'Kami Memang Sakit Hati, Rakyat Banyak tidak Bekerja, Pengangguran Meningkat, TKA Banyak yang Masuk'
Tribunnews/Herudin
Pendukung deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terpancing untuk mendekati massa demonstrasi dari Kesatuan Aksi Milenial Indonesia, di Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020). Demonstran menolak acara deklarasi tersebut dan menilai deklarasi adalah gerakan politik yang mengganggu pemerintah di saat penanganan pandemi Covid-19. Tribunnews/Herudin 

"Kita ketahui bersama ancaman non-militer sudah jelas sekali, di bidang ekonomi, di bidang politik," tutur Deddy.

Terutama, kata dia, mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) dan Rancangan Undang-undang (RUU) Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

"Bayangkan ini Pancasila mau diubah, menjadi Trisila dan Ekasila, ini akan menimbulkan konflik horizontal dan konflik vertikal," imbuh Deddy.

Baca: Baru Nonton Video Deklarasi KAMI, Yunarto Wijaya Soroti Protokol Kesehatan : Bergidik Sendiri

Rizal Ramli mengaku sepaham dengan para purnawirawan, bahwa ancaman Indonesia saat ini adalah ancaman non-militer. Seperti persoalan ekonomi, misal masih tingginya tingkat pengangguran.

"Masalah pengangguran, kemudian masalah kebangsaan. Karena beberapa tahun terakhir ini kita dipecah terus oleh buzzer, influencer, diadu bangsa kita," kata Rizal Ramli.

Istilah Buzzer sering dipakai dalam aktivitas media sosial. Dalam konteks media sosial, arti buzzer adalah orang yang mempromosikan, mengkampanyekan, atau mendengungkan sesuatu, baik itu produk atau isu tertentu melalui postingan di akun media sosialnya.

Massa dari Kesatuan Aksi Milenial Indonesia melakukan demonstrasi di dekat acara deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), di Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020). Demonstran menolak acara deklarasi tersebut dan menilai deklarasi adalah gerakan politik yang mengganggu pemerintah di saat penanganan pandemi Covid-19. Tribunnews/Herudin
Massa dari Kesatuan Aksi Milenial Indonesia melakukan demonstrasi di dekat acara deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), di Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020). Demonstran menolak acara deklarasi tersebut dan menilai deklarasi adalah gerakan politik yang mengganggu pemerintah di saat penanganan pandemi Covid-19. Tribunnews/Herudin (Tribunnews/Herudin)

Buzzer, menurut Rizal Ramli, juga menjadi ancaman non-militer, lantaran bisa menjadi 'alat' pemecah bangsa.

Berita Rekomendasi

"Buzzer ini fungsinya dia memuja-memuja yang bayar dia kayak dewa, lawan-lawannya yang berbeda pendapat dihancurkan. Nah, demikian juga hukum. Hukum tidak adil. Kalau ada yang bandel-bandel, kritik sedikit ditangkap," ujar Rizal.

Menurut Rizal Ramli, hukum seharusnya tidak boleh berat sebelah. Apalagi mendiskriminasikan agama tertentu terkait hukum.

"Kalau ada yang melakukan kejahatan, hoaks atau apa, ya tangkap. Tidak perlu ditanya sukunya, ini hal-hal yang perlu dibenahi," ucap Rizal Ramli. (tribun network/sen/den)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas