Deklarator KAMI Jawab Sindiran Megawati "Emang Kepingin Jadi Presiden Nggak Boleh?"
Megawati sempat menyinggung Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dibentuk oleh banyak orang yang ingin menjadi presiden.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sempat menyinggung Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dibentuk oleh banyak orang yang ingin menjadi presiden.
Menanggapi hal itu, satu dari sekian deklarator KAMI yakni Ustad Edy Mulyadi justru bertanya balik kepada Megawati apakah tidak boleh jika orang ingin menjadi presiden.
"Soal nyinyiran Megawati, itu dia bilang KAMI dibentuk oleh orang-orang yang ingin jadi presiden. Jawab saya, emang pengen jadi presiden nggak boleh? Kan semua hak warga negara, konstitusi, siapa aja," ujar Edy, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (28/8/2020).
Edy menegaskan yang tidak boleh itu apabila ada orang-orang yang ingin menjadi presiden namun dengan cara curang.
Baca: Singgung Selalu Dibilang PKI, Ketua PA 212 Minta Megawati Introspeksi Diri
Dia kemudian mencontohkan cara curang yang dimaksud adalah ketika seseorang menjadi presiden dengan cara mengerahkan aparat hingga mengakali angka hitungan KPU dan Bawaslu.
"Yang nggak boleh itu kalau jadi presiden dengan cara curang, mengerahkan aparat, birokrasi, BUMN, dan sebagainya, itu yang nggak boleh. Mengakali angka-angka hitungan KPU, Bawaslu, menekan MK itu yang nggak boleh. Soal gini aja bu Megawati nggak ngerti, gimana sih," kata dia.
Selain itu, Edy menyoroti pernyataan Megawati lainnya yang mempertanyakan kenapa orang-orang KAMI tidak mencari partai sedari dulu jika memang ingin menjadi presiden.
Edy justru meminta Megawati untuk berkaca karena partai politik saat ini sudah bukan menjadi wakil rakyat. Melainkan menjadi wakil dari penguasa ataupun ketua umum partai itu sendiri.
"Soal saran bu Megawati orang-orang di KAMI dari dulu mencari partai, mbok ya berkaca, dirumah ada cermin nggak? Orang-orang KAMI itu berkumpul karena partai sudah mandul, partai tidak lagi menjadi wakil rakyat, tapi partai sudah menjadi wakil dari ketua umum, penguasa," ungkapnya.
Baca: Mahfud MD Ditunjuk sebagai Mendagri Ad Interim, Kemana Tito Karnavian?
"Rakyat mau kemana, partai-partai di DPR kerjanya kemana. Contoh paling gampang aja omnibus law, RUU Minerba, RUU HIP, itu emang maunya rakyat? Kan nggak. Itu maunya oligarki, lewat ketua umum partai. Jadi bu Megawati sadar dirilah, jangan suka nuding-nuding orang tapi kelakuannya justru nggak benar kayak gitu," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri angkat bicara perihal deklarasi dan pernyataan sikap Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Menurutnya, KAMI dibentuk oleh banyak orang yang ingin menjadi presiden.
"Kemarin-kemarin ada pemberitaan, ada orang yang bentuk KAMI. Wah KAMI itu kayaknya banyak banget yang kepingin jadi presiden," ujar Megawati saat memberikan pengarahan pada Sekolah Partai Gelombang II Calon Kepala Daerah secara virtual, Jakarta, Rabu (26/8/2020).
Kemudian Megawati menyinggung kenapa orang-orang yang membentuk KAMI itu tidak dari dahulu mencari partai sebagai kendaraan politik jika memang ingin menjadi presiden.
Menurutnya sudah menjadi aturan di Indonesia sesuai tata kenegaraan pemerintahan bahwa untuk mengikuti pemilu maupun pilkada, maka seseorang harus mendapatkan dukungan partai politik.
"Ya daripada bikin seperti itu, kenapa ya dari dulu nggak cari partai?" kata Megawati.