Presiden Jokowi Puji Gubernur DIY yang Merancang Arsitektur Bandara Internasional Yogyakarta
Presiden juga memuji hasil rancangan arsitektur bandara oleh Gubernur DIY Hamengkubuwono X, yang sangat rinci dan detail.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport) pada Jumat, (28/8/2020).
Di sela peresmian, Presiden memuji pembangunan bandara tersebut yang dinilai sangat cepat.
Presiden juga berterimakasih pada dua perusahaan BUMN yakni PT PP dan PT Angkasapura I dalam proses pembangunan tersebut.
"Saya juga terima kasih kepada PP dan Angkasa Pura 1 yang tadi kita lihat secara detil pengerjaannya, juga menurut saya ini terbaik saat ini di Indonesia. Enggak tahu kalau ada bandara baru lebih baik lagi nggak tahu," katanya.
Pembangunan konstruksi Bandara Yogyakarta dimulai pada Juli 2018.
Bandara yang dibangun memiliki luas 219 ribu meter persegi.
Baca: Jokowi Resmikan Yogyakarta International Airport, Sebut sebagai Bandara Terbaik di Indonesia
Pembangunan Bandara dilakukan atas kerjasama pemerintah pusat dengan pemerintah Provinsi DIY yang menangani masalah pembebasan lahan, pengawasan, serta rancangan bandara.
"Dulu saya menyampaikan dengan pak Gubernur awal-awal habisnya sekian. Oke sekarang kita bagi-bagi pak Gubernur. Bapak urusan pembebasan lahan dan nanti pengawasan serta yang penting juga masalah arsitek," tuturnya.
Presiden juga memuji Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang menyiapkan rancangan arsitektur bandara.
Rancangan bandara menurut Presiden sangat detil dan rinci.
"Nah ini beliau ternyata sangat detil dan sangat mumpuni urusan kearsitekturan dan yang ada di dalam tadi, interior semuanya melihat keahlian beliau bapak gubernur ini sangat kelihatan sekali dalam desain arsitektur di bandara internasional Yogyakarta ini," tuturnya.
Baca: Pekerja Jalan Tol Aceh yang Baru Diresmikan Jokowi Tewas Digilas Truk
Pembangunan bandara menelan biaya kurang lebih Rp11,3 triliun.
Dengan rincian Rp4,2 triliun untuk pembebasan lahan dan 7,1 triliun untuk konstruksi.
"Baik itu terminal maupun runaway," pungkas Presiden.