Selain Luas, Bandara Yogyakarta Tahan Gempa dan Tsunami
Bandara Internasional Yogyakarta juga dirancang tahan gempa hingga 8,8 skala richter.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport) pada Jumat, (28/8/2020).
Bandara tersebut nantinya akan menggantikan Bandara Adisucipto yang selama ini digunakan.
Selain lebih luas yakni 219 ribu meter persegi atau 13 kali lipat dari bandara sebelumnya, Bandara Internasional Yogyakarta juga dirancang tahan gempa hingga 8,8 skala richter.
"Tadi Kepala BMKG menyampaikan kepada saya, bu Dwikorita (bahwa) juga bisa menahan gelombang tsunami hingga ketinggian 12 meter," kata Presiden Jokowi saat peresmian Bandara.
Pembangunan Bandara Yogyakarta memakan biaya kurang lebih Rp11,3 triliun.
Dengan rincian Rp4,2 triliun untuk pembebasan lahan dan Rp7,1 triliun untuk konstruksi.
Baca: Presiden Maklumi Bila Saat Ini Bandara Yogyakarta Masih Sepi
Luas bandara mencapai 219 meter persegi atau 13 kali lipat dari Bandara Adisucipto.
"Kapasitas terminal atau untuk penumpang yang lama itu hanya bisa menampung 1,6 juta penumpang di sini (Bandara Yogyakarta) bisa 20 juta penumpang," katanya.
Bandara yang dibangun oleh dua perusahaan BUMN yakni PT Angkasa Pura I dan PT PP tersebut memiliki landasan pacu sepanjang 3250 meter sehingga bisa digunakan oleh pesawat berbadan lebar seperti Airbus A380 dan Boeing 777.