Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Pengamat Soal Aksi Penyerangan dan Perusakan Polsek Ciracas oleh Oknum TNI

Pengamat militer Khairul Fahmi mengatakan terlibatnya anggota TNI dalam kasus semacam itu bukanlah yang pertama kali.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kata Pengamat Soal Aksi Penyerangan dan Perusakan Polsek Ciracas oleh Oknum TNI
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Suasana Mapolsek Ciracas Jakarta Timur pasca perusakan oleh sejumlah orang tidak dikenal, Sabtu (29/8/2020). Mapolsek Ciracas dirusak oleh orang tidak dikenal pada Sabtu dini hari, belum diketahui penyebab pengrusakan namun sejumlah kendaraan yang berada di halaman Mapolsek dirusak dan dibakar. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusakan dan pembakaran Polsek Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (29/8/2020) dini hari berbuntut panjang.

Sejumlah oknum TNI diketahui terlibat dalam aksi perusakan dan terancam sanksi pemecatan.

Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan terlibatnya anggota TNI dalam kasus semacam itu bukanlah yang pertama kali.

Kasus macam ini bagaikan penyakit kambuhan.

Baca: Penyelidikan Dugaan Penggunaan Airsoft Gun Dalam Penyerangan Polsek Ciracas Diserahkan ke POM TNI

"Ini kan penyakit kambuhan, berulang terus dan tidak pernah diobati dengan baik. Kita memang harus mengakui bahwa para prajurit, baik TNI maupun Polri memang dicetak untuk bermental juara dimana kesalahan dan kekalahan adalah hal yang dianggap sangat memalukan," ujar Khairul, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (31/8/2020).

Selain itu, Khairul menilai pemicu hal ini ada di dalam 'rumah' mereka sendiri atau internal masing-masing.

Menurutnya ada beberapa hal yang membuat rendahnya penghormatan anggota TNI kepada pihak lain.

Baca: Usai Insiden Perusakan Polsek Ciracas, TNI-Polri Bakal Patroli Berskala Besar di Tempat Rawan

BERITA TERKAIT

Hal tersebut antara lain egosektoral, superioritas, kebanggaan hingga jiwa korsa yang dipompa berlebihan.

"Di lingkungan TNI, egosektoral, superioritas, kebanggaan dan jiwa korsa yang dipompa berlebihan, yang kemudian berekses rendahnya penghormatan dan hadirnya ketidaksukaan pada pihak lain," kata dia.

Baca: Satu Kru Media Televisi Jadi Korban Aksi Penyerangan di Sekitar Polsek Ciracas

Karenanya, selain pembenahan kurikulum dan doktrin di lembaga pendidikan, Khairul menilai kunci pembenahan masalah ini ada pada pembenahan praktik-praktik kepemimpinan terutama bagi para pimpinan atau perwira di lapangan.

"Merekalah yang mestinya paling dulu menerapkan kedisiplinan, kepatuhan dan kesadaran untuk tidak melakukan tindakan yang memalukan dan merusak nama baik korps, dan ini akan menjadi teladan bagi para personel di bawahnya," katanya.

Sebelumnya Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman menjelaskan kronologis peristiwa di balik penyerangan Polsek Ciracas.

Mayjen TNI Dudung Abdurachman menjelaskan bahwa penyerangan Mapolsek berkait dengan kecelakaan tunggal yang dialami Prada MI (Muharman Ilham) di supermarket Arundina, Cibubur, Jakarta Timur pada 27 Agustus 2020.

Baca: Polri Bakal Selidiki Adanya Keterlibatan Warga Sipil Dalam Aksi Perusakan Polsek Ciracas

"Yang bersangkutan ditolong oleh masyarakat dan anggota TNI yang ada di lokasi. Namun kemudian ada informasi prajurit itu dikeroyok, sehingga polisi dan TNI segera menyelidiki ke TKP. Tapi hasil pemeriksaan saksi, yakni masyarakat di lokasi, tak ada pengeroyokan," kata jenderal bintang dua ini.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas