Membedah RAPBN 2021: Investor Global Melihat Prospek Investasi di Indonesia
Indonesia masih bisa bertahan bila tidak melupakan investasi dalam negeri.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Sutrisno menambahkan, lapangan kerja dan infrastruktur, serta kepastian hukum juga menjadi pertimbangan utama bagi para investor di Indonesia. Usaha kecil menengah patut dipertimbangkan karena melahirkan peluang usaha baru yang nantinya akan berkembang dan memiliki kontribusi dalam pencegahan krisis di Indonesia.
Pandangan Investor Asing
Managing Partner Business Services RSM Indonesia Nicholas James Graham memberikan perspektif dari investor asing yang menjalankan usaha di Indonesia.
Nicholas mengatakan secara umum investor akan berpikir bahwa pandemi Covid-19 akan berlalu atau bersifat sementara sehingga para investor akan melanjutkan rencana usahanya.
“Dari perspektif asing, ada beberapa persepsi yang menjadi pertimbangan seperti kemudahan menjalankan usaha, transparansi dalam menjalankan bisnis, kepastian hukum, kenyamanan investor untuk berinvestasi di Indonesia, seberapa besar pasar, dan keadaan geo-politik," ujarnya.
Baca: Komunitas Investor HIQ Deklarasi Kemerdekaan Ekonomi dan Finansial
Namun, persepsi tersebut berbeda-beda tergantung negara yang mau berinvestasi.
Nicholas James Graham menambahkan, banyak investor global menganggap Covid-19 sebagai speedbump (polisi tidur). Sebuah masalah sementara dan tidak akan terjadi selamanya.
Sehingga, rencana awal yang telah dibuat oleh investor asing tetap akan dilanjutkan. Hal inilah yang meyakininya masih banyak investor asing berminat berinvestasi di Indonesia.
Namun Nick mengakui, masih ada permasalahan yang sering dialami investor asing saat ingin berinvestasi di Indonesia.
Salah satunya adalah biaya logistik. Biaya yang dikeluarkan untuk ekspor dan impor masih lumayan tinggi. Tidak hanya itu, biaya logistik antarpulau di Indonesia juga besar.
“Semua penanaman modal asing (PMA) harus ada laporan keuangan yang diaudit. Padahal, sebelumnya ini tidak ada. Ini hal yang buruk bagi PMA karena menambah biaya lagi,” ujar Nick.
Di luar itu, tidak semua regulasi yang ada mudah dimengerti dan diimplementasi.
Biaya tinggi
Terkait apa yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan iklim investasi di Indonesia, Nicholas mengungkapkan pemerintah RI dapat fokus kepada perekonomian yang membutuhkan cost tinggi.