Membedah RAPBN 2021: Investor Global Melihat Prospek Investasi di Indonesia
Indonesia masih bisa bertahan bila tidak melupakan investasi dalam negeri.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Antara lain di sektor logistik, pendanaan para pekerja, regulasi yang baik atau buruk, dan go digital. Selain itu ada baiknya jika menjalankan keja sama dengan usaha-usaha kecil yang berpotensi berkembang.
Terkait dengan nilai tambah RAPBN 2021 bagi investor global maupun investor lokal, Ketua II HIPMI Ajib Hamdani menyatakan, RAPBN 2021 sebagai agregator dan pendorong peningkatan kesejaterahan masyarakat seharusnya menjadi fokus pada masalah perekonomian di Indonesia.
Yakni, memberantas kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan atau gini ratio.
“Hal yang dapat dilakukan pemerintah adalah mengurangi potensi pertumbuhan minus dengan menyelesaikan kompleksitas ekonomi di masa pandemi yang ada di Indonesia seperti belum validnya database milik negara, sisi supply dan demand yang terkontraksi, sektor UKM yang terdampak, serta rendahnya literasi keuangan,” kata Ajib.
Pendapat INDEF
Executive Director INDEF Tauhid Ahmad menyatakan, investasi menyumbang sebanyak 30,61 persen perekonomian Indonesia.
Kondisi perekonomian di tahun 2021 akan sangat dipengaruhi oleh perekonomian di tahun 2020.
Tauhid mengatakan, untuk menumbuhkan kembali investasi di Indonesia membutuhkan sejumlah syarat.
Diantaranya, penanganan pandemi menjadi prioritas, mengawal inplementasi pemulihan ekonomi nasional, pasar keuangan global membaik dan keyakinan investor meningkat, dan memperkuat implementasi program infrastruktur.
Kesimpulan diskusi online kali ini adalah, perbaikan masalah klasik yang ada di Indonesia seperti regulasi, infrastruktur, dan pemaksimalan pemberdayaan masyarakat dibutuhkan guna melepaskan diri dari krisis, serta pentingnya pemerintah memberikan stimulus dan mendorong proyek-proyek infrastruktur yang ada.