Pengangkatan Putri Mentan sebagai Komisaris PT Petrokimia Gresik Dapat Dianggap Konflik Kepentingan
Pengangkatan Indira Chunda Thita yang merupakan putri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai Komisaris Independen PT Petrokimia Gresik disorot.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Anita K Wardhani
Dia mengungkapkan, proses seleksi komisaris dan direksi melalui talent pool sudah dilakukan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Arya menambahkan, proses seleksi jabatan penting di BUMN juga akan semakin terbuka bagi sosok dari luar lingkungan BUMN.
"Ke depannya, akan semakin terbuka dari luar, jadi kesempatan untuk dapatkan putera-puteri bangsa semakin terbuka lebar," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pihaknya sedang mempelajari untuk memperbesar porsi talent pool sumber daya manusia di BUMN.
"Selama ini talent pool hanya 10 persen untuk bisa rekrut dari luar. Saya ingin mengubah menjadi 30 persen dari luar. Supaya seru, ada persaingan sehat," kata dia.
Ia juga mengatakan dalam pemilihan direksi, pihaknya juga berkonsultasi dengan kementerian terkait yang membidangi sektor bisnis BUMN.
Misalnya, ia menjelaskan, dalam menentukan direksi BUMN Karya dirinya berkonsultasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono.
"Kita libatkan juga menteri terkait bantu saya cek kerjaannya, benar atau tidak. Di perbankan, konsultasi dengan Menteri Keuangan," ucap dia.
Selain itu, lanjut dia, penunjukan direksi BUMN juga berdasarkan persepsi publik, baik pihak swasta, desa hingga perguruan tinggi.
Pemilihan komisaris BUMN sering disorot publik.
Beberapa nama yang masuk deretan komisaris BUMN berasal dari kader partai atau politikus, relawan Pilpres, hingga pejabatan eselon di kementerian dan lembaga (K/L) maupun perwira tinggi aktif maupun purnawirawan TNI dan Polri.