Wamen Budi Arie Cerita Kedekatannya dengan Jakob Oetama: Sosok Ayah, Pemimpin Keluarga
Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian Pendiri Kompas Gramedia Group Jakob Oetama.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian Pendiri Kompas Gramedia Group Jakob Oetama.
Wamen Budi pun mengungkapkan pengalaman yang sangat berkesan dengan Jakob Oetama.
Baca: Belasungkawa Wapres atas Wafatnya Jakob Oetama, Kerja Keras Bawa Jurnalisme Indonesia Makin Baik
Baca: Mengenang Jakob Oetama: Sosoknya di Mata Para Tokoh & Pejabat, Presiden Jokowi hingga Surya Paloh
"Beliau Pemimpin Grup Kompas Gramedia, dan saya waktu itu bekerja sebagai jurnalis di Tabloid Kontan. Sebuah media yang baru saja terbit di medio 1996. Saya bergabung di Kontan dalam kondisi media tersebut belum ada alias masih konsep," kata Budi Arie dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Kamis (10/9/2020).
Saat itu, kata Budi, senior- senior yang berkerja yakni, mantan Wartawan Tempo yang dibredel tahun 1994 banyak membimbing seperti Margiono, Yopi Hidayat , Budi Kusumah, Adrian Taufik Gesuri, Bambang Aji, Mobanoe Mura , Dwi Setyo Arianto, Andi Reza Rohadian dan yang lainnya.
Karier menjadi jurnalis di tabloid anak usaha dari Kompas Gramedia itu selama sekitar lima tahun sejak 1996 hingga 2001.
Di masa rezim Presiden Soeharto, tentu masyarakat mengetahui bagaimana perlawanan rakyat, termasuk mahasiswa, terhadap rezim orde baru sampai tumbang pada Mei 1998.
Dalam gejolak melawan ketidakadilan itulah, Wamen Budi menjadi jurnalis di Kontan, yang diisi dan dipimpin oleh jurnalis-jurnalis muda yang progresif.
"Bisa dipastikan bagaimana angle-angle, headline, dan cover story Tabloid Kontan waktu itu. Melawan rezim Soeharto waktu itu menjadi 'kewajiban' dan tanggungjawab bersama," tutur Budi Arie.
Dalam masa-masa menegangkan mengkritik kebijakan orde baru, komunikasi Kontan, termasuk dirinya sebagai jurnalis, dengan Jakob tergolong intens.
Hampir tiap minggu, kata Budi, Jakob selalu menelpon redaksi dan memberikan nasihat kepada redaksi agar Kontan sebagai media bisnis harus pro bisnis dan jangan terlalu keras kepada pengusaha.
"Beliau memberikan arahan dan masukan agar melakukan kritik dengan santun dan bijak. Tentu waktu itu kami kurang happy. Maklum, darah muda," ucap Budi.
"Yang lucu dan sampai sekarang masih saya ingat adalah seharusnya Pak Jakob menelepon Kang Budi Kusumah. Tapi operator menghubungkannya ke saya sehingga saya yang menerima langsung petuah dari Pak Jakob," tambahnya.
Terlepas dari pro-kontra Jakob dengan awak Kontan ketika itu, Budi menilai Jakob Oetama adalah sosok ayah.
"Pemimpin dalam keluarga. Tentu tidak semua hal sependapat, tapi bisa dipahami kekhawatiran beliau," jelasnya.
Budi Arie pun menyampaikan ucapan duka atas atas kepergian tokoh pers nasional itu.
"Saya sebagai pribadi dan Wakil Menteri PDDT berduka sangat mendalam atas wafatnya Bapak Jakob Oetama. Beliau adalah tokoh pers yang sangat legendaris. Saya yakin sekali dan berharap, Tuhan mengampuni beliau dan menempatkannya di surga," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama diketahui telah tutup usia.
Jakob Oetama meninggal dunia Rabu, 9 September 2020, pada usia 88 tahun di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta.