Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

DPR: Tidak Benar BIN Bentuk Pasukan Khusus Rajawali  

Abdul Kadir Karding menegaskan tidak benar informasi yang menyebut Badan Intelijen Negara (BIN) membentuk pasukan khusus Rajawali.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in DPR: Tidak Benar BIN Bentuk Pasukan Khusus Rajawali   
Instagram Bambang Soesatyo
Penampilan pasukan khusus Rajawali BIN di STIN Sentul Bogor, Jawa Barat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB, Abdul Kadir Karding menegaskan tidak benar informasi yang menyebut Badan Intelijen Negara (BIN) membentuk pasukan khusus Rajawali.

Dia mengatakan, yang ditampilkan pada 10 September 2020 lalu adalah demo keterampilan dari para agen atau Taruna-Taruni Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dan bukan pasukan khusus.

"Acara kemarin merupakan demo ketangkasan pada penutupan Diklat Intelijen khusus lulusan Taruna-Taruni STIN yang dipertunjukan pada acara Inagurasi Peningkatan Statuta STIN. Itu adalah umum dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan pada saat acara penutupan pendidikan sebagai rangkuman perwujudan materi pendidikan dan latihan yang selama ini diterima para siswa," ujar politikus PKB itu kepada Tribunnews.com, Senin (14/9/2020).

Ia menjelaskan, Intelijen Negara ke depan harus memiliki kemampuan yang handal, selain menjadi mata dan telinga negara serta mahir dalam menganalisa juga harus terampil melakukan penyusupan, penyamaran, propaganda, agitasi, provokasi, menggelar operasi rahasia dan mampu melakukan pertempuran baik perorangan sebagai pertahanan diri maupun sebagai team atau kelompok untuk melumpuhkan musuh di medan yang berat, rumit dan sulit termasuk ahli dalam penggunaan senjata. 

"Anggota Perbakin saja boleh pegang dan menggunakan senjata, masa Intelijen Negara tidak boleh," ucapnya.

Baca: Polemik Pasukan Rajawali Bentukan BIN, Ini Kata Pengamat Intelijen

Menurut dia, SDM BIN harus memiliki kemampuan setara dengan kehebatan intelejen terbaik dunia seperti CIA (Amerika) M16 (Inggris), GRU (Rusia), DGSE (Prancis), ISI (Pakistan), BND (Jerman), Mossad (Israel), R&AW (India), ASIS (Australia), CSIS (Kanada) dan badan intelejen dunia lainnya.

Juga keterampilan beladiri, menjinakan bom, membebaskan sandera, keahlian cyber dan bertempur merupakan hal yang harus dikuasai seorang intelejen dalam pekerjaannya menjaga keamanan bangsa dan negara.

BERITA REKOMENDASI

Termasuk keterampilan dalam perang pikiran dan perang siber.

"Kita harus mendorong. Intelijen kita terus berkembang, memiliki kualitas dan canggih," jelasnya.

Sebelumnya Anggota Komisi I DPR RI Rudianto Tjen mengatakan Tim Intelsus Rajawali Badan Intelijen Negara (BIN) yang tampil dalam acara perubahan statuta Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN)  pada Rabu (9/9/2020) lalu bukanlah pasukan khusus.

"BIN tidak membentuk pasukan," ujar politikus PDI Perjuangan ini ketika dihubungi Tribunnews.com, Minggu (13/9/2020).

Tim Intelsus Rajawali adalah agen atau taruna taruni STIN yang dilatih untuk mempunyai kemampuan khusus mempertahankan diri dalam menjalankan tugas-tugas negara


"Jadi BIN tidak membentuk pasukan, hanya melatih personel nya untuk mempunyai kemampuan khusus guna mempertahan kan diri Dalam menjalankan tugas-tugas negara," tegasnya.

Baca: Komisi I: Tim Rajawali Itu Bukan Pasukan Khusus BIN

Baca: Guru Besar Unpad: Apakah Tim Intelsus BIN Rajawali itu Satuan Pemukul atau Bukan?

Anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar Christina Aryani juga menegaskan hal senada.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas