Pembangunan Embung Ditjen PSP Turut Dukung Pertanian Banyuwangi
Sektor pertanian ini semakin menggeliat dengan dibangunnya embung oleh Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI – Sektor pertanian di Banyuwangi terus menggeliat. Pembangunan infrastruktur pertanian pun terus dilakukan. Terlebih, infrastruktur pertanian termasuk prioritas utama pembangunan di Banyuwangi pada tahun 2020 ini.
Sektor pertanian ini semakin menggeliat dengan dibangunnya embung oleh Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan semangat pembangunan pertanian di Banguwangi sejalan dengan pembangunan pembangunan pertanian oleh Kementerian Pertanian.
“Kementerian Pertanian juga fokus ada pengembangan pertanian. Baik untuk untuk meningkatkan produksi, maupun untuk membenahi sarana dan prasarana pertanian, termasuk konservasi air melalui pembangunan embung,” tutur Mentan SYL, Kamis (17/9/2020).
Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengatakan pembangunan infrastruktur sumberdaya air yang dilakukan di Kabupaten Banyuwangi berupa embung di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo.
“Pembangunan embung ini kita lakukan untuk mendukung pertanian dari hulu sampai hilir. Kita juga ingin meningkatkan indeks pertanaman sehingga hasil produksi yang bisa dicapai menjadi lebih maksimal,” tuturnya.
Sarwo Edhy menjelaskan, pembangunan embung bukan hanya untuk memastikan ketersediaan air untuk pertanian.
“Tetapi kita juga berharap luas tanah yang bisa terairi bisa meningkat. Sehingga hasil pertanian juga bertambah,” katanya.
Sektor pertanian adalah salah satu sektor terpenting dalam perekonomian masyarakat Banyuwangi. Selain teknis pertaniannya misalnya dengan inovasi budidaya maupun pasca-panen, Banyuwangi juga membangun infrastrukturnya, terutama untuk sumberdaya air.
Aliran air ke lahan harus dipastikan tidak macet dan dalam jumlah yang cukup.
Di Banyuwangi, jaringan irigasi primer mencapai 3.718 kilometer, irigasi sekunder 2.204 kilometer, dan irigasi tersier 797 kilometer.
Jaringan tersebut mengairi sekitar 66.000 hektar sawah. Selain itu, ada kawasan perkebunan sekitar 82.000 hektar yang juga membutuhkan sumberdaya air dalam skala tertentu.
“Embung bisa menjadi andalan petani untuk mendapatkan sumber pengairan disaat rendahnya curah hujan dan berkurangnya pasokan air dari sistem irigasi teknis,” tutur Sarwo Edhy lagi.
Untuk tahun anggaran 2020 ini, pembangunan embung pertanian dilaksanakan pada satu Kelompok Tani Tentren di Desa Kalipait Kecamatan Tegaldlimo.
Memasuki bulan September Tahun 2020 ini, keberadaan Embung di Poktan Tentrem yang berada di Desa Kalipait Kecamatan Tegaldlimo kabupaten Banyuwangi, akan sangat bermanfaat bagi petani sekitar embung untuk menjadi sumber pengairan nya.
Ketua Poktan Tentrem Suprayitno mengatakan embung yang dikelola oleh Poktan tentrem ini dapat memberikan pelayanan pengairan pada lahan pertanian disekitar nya seluas 25-30 Hektare.
“Air dari embung dapat juga dimanfaatkan untuk kebun – kebun buah naga dan jeruk disekitar sini. Oleh karena itu, masyarakat Desa Kalipait khususnya Kelompok Tani Tentrem merasa sangat berterimakasih atas dibangunnya embung ini,” tuturnya.
Selain sebagai sumber pengairan pada lahan pertanian, masyarakat sekitar embung mempergunakan sarana ini untuk kepentingan sehari hari seperti mencuci dan untuk budidaya ikan yang hasilnya juga dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar embung tersebut.(*)